Atsar tentang ikhlas

Akh sigit terima kasih atas motivasi akh sigit membicarakan ikhlas di room tilawah hari kamis dan jum`at kemarin, saya jdi tertarik untuk belajar dan mencoba memperbaiki diri menjadi lebih baik dengan ilmu ikhlas yang sangat minim saya kuasai.

Beberapa hal yang belum saya fahami akan ikhlas saya pelajari kembali agar membuka kembali memory yang belum sempat teraplikasi di akhlak saya.

Ikhlas yang berarti memurnikan tujuan bertaqarrub kepada Allah dari hal-hal yang mengotorinya. Yaitu menjadikan hanya Allah sebagai satu-satunya tujuan dalam segala bentuk ketaatan. Dengan cara mengabaikan pandangan makhluk dengan cara selalu berkonsentrasi kepada Al-khaliq. Ikhlas adalah syarat diterimanya amal shalih yang dilaksanakan sesuai dengan sunnah Rasulullah. Perlu digaris bawahai. Syarat dan ini mutlak. Seperti firman Allah :

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.”(Al-Bayyinah:5)

Seorang hamba hanya akan selamat dari godaan setan dengan keikhlasan. Allah berfirman mengungkapkan pernyataan iblis.

“kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka.”(Shaad :83)

Diriwayatkan seorang shalih berkata kepada dirinya sendiri “wahai diri,ikhlaslah, maka kamu akan selamat!”
Apabila suatu amal telah tercampuri oleh harapan-harapan duniawi yang disenangi oleh diri dan hati manusia sedikit ataupun banyak, maka sungguh kejernihan amal itu telah tercemari. Hilang pulalah keikhlasan.padahal kebanyakan manusia terlena dalam harapan-harapannya dan juga syahwtnya. Hamper tidak ada suatu amalan atau ibdaha yang dilakukan oleh seseorang, bisa benar-benar bersih dari harapan-harapan yang sebenarnya tidak berharga ini. Itulah sebabnya ada pepatah

“barangsiapa yang sesaat dari umurnya telah dengan ikhlas, hanya mengharap wajah Allah, pastilah ia akan selamat.”

Ikhlas adalah membersihkan hati dari segala kekotoran sedikit ataupun banyak sehingga tujuan dari taqarrub benar-benar murni karena Allah, bukan yang lain. Hal ini hanya akan dating dari seseorang yang mencintai Allah dan menggantungkan seluruh harapannya di akhirat

Resep untuk ikhlas adalah memupus kesenangan-kesenangan hawa nafsu, ketamakan terhadap dunia dan mengusahakan agar hati selalu terfokus kepada akhirat, hal ini akan memudahkan seseorang untuk berlaku ikhlas.banyka orang yang telah berpayah-payah untuk beramal menyangka bahwa ia melakukannya ikhlas karena Allah. Padahal sesungguhnya ia telah tertipu. Hal ini terjadi karena ia tidak mempehatikan perkara-perkara yang merusak keikhlasan.

“Dan sekiranya orang-orang yang lalim mempunyai apa yang ada di bumi semuanya dan (ada pula) sebanyak itu besertanya, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan itu dari siksa yang buruk pada hari kiamat. Dan jelaslah bagi mereka azab dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan. Dan (jelaslah) bagi mereka akibat buruk dari apa yang telah mereka perbuat dan mereka diliputi oleh pembalasan yang mereka dahulu selalu memperolok-olokkannya.”(Az-Zumar :47-48)

“Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?". Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.”(Al-Kahfi:103-104)

Ya`qub berkata.”orang ikhlas adalah yang menyembunyikan kebaikan-kebaikan dirinya sebagaimana ia menyembunyikan kenurukan-keburukannya”.

As-suusiy berkata,”ikhlas adalah tidak merasa telah berbuat ikhlas.barangsiapa masih menyaksikan keikhlasan dalam ikhlasnya, maka keikhlasannya masih membutuhkan keikhlasan lagi”.

Ayyub berkata, “bagi para aktivis, mengikhlaskan niat jauh lebih sulit daripada melakukan seluruh aktivitas”.
Sebagian ulama berkata,”ikhlas sesaat berarti keselamatan abadi, tetapi ikhlas itu sulit sekali”.

Suhail pernah ditanya tentang sesuatu yang paling berat bagi diri. Ia menjawab,”ikhlas, sebab dengan ikhlas, diri tidak mendapatkan bagian dari apa yang telah dikerjakan sama sekali.”

Fudhail berkata,”meninggalkan sesuatu amal karena orang lain adalah riya`. Sedangkan beramal karena orang lain adalah syirik. Adapun ikhlas adalah ketika Allah menyelamatkanmu dari keduanya.”

Terima kasih akh sigit, karena chatting kita mendapatkan ilmu lebih. Semoga ini menjadi media pembelajaran bagi saya. Dan bermanfaat bagi yang membaca.

Maroji` : - Tazkiyatun Nafs :ibnu rajab al-hambali,ibnu qayyim al-jauziyyah, imam al-ghazali


Add to Technorati Favorites

6 komentar:

Jangan sungkan menuliskan segala sesuatu, maka sampaikan walau pahit. insyaALlah lain waktu saya akan berkunjung balik.