Masuk surga apa masuk PNS?

Seorang guru menanyakan kepada para muridnya “Siapa yang mau masuk surga?” serentak semua muridnya mengacungkan tangannya dengan mantab, kecuali satu muridnya yang duduk di pojok belakang kelas itu. Tak urung hal itu membuat guru tadi heran sekaligus penasaran.

“Apakah gerangan yang terjadi padamu, nak?”

”Tidakkah kau ingin masuk surga?”

”Orang tuaku menyuruhku masuk PNS saja, pak.kata bapak jadi PNS hidupnya bisa enak, terjamin kalau pensiun bisa kaya raya.” ujar si murid dengan polos.

”Nak, masuk surga itu bisa lebih kaya daripada masuk PNS.”

Pola pikir yang terlanjur terbentuk dikalangan masyarakat awam begitu tergambar jelas dalam kelas diatas. Para orang tua jaman sekarang begitu bangga ketika salah satu atau beberapa anaknya bisa menyandang status PNS di pundaknya. Sehingga pola pikir ini terpatri erat di kepala seorang murid yang masih belia. Pola pikir yang terkerucut menyempit dalam tatanan kehidupan yang luas sekali. Sangatlah luas hingga otak ini tak mampu tuk meraupnya satu demi satu.

Nabi terbesar sepanjang jaman pernah memberikan gambaran, Allah itu membagikan rezekinya 90% nya adalah dalam perdagangan atau niaga, sedang yang 10% nya disebarkan di berbagai profesi pekerjaan. Nah bisa dibayangkan kan? Kalau hanya 10% untuk semua profesi la PNS cuman dapat berapa persen. Paling cuman 1%. Masih mau masuk PNS? Ya kalau begitu masuk PNS kemudian masuk surga aja. Maksa kang!

Pemikiran inilah yang diturunkan oleh para orang tua ke generasi penerusnya, bahwa bila sudah berstatus PNS, tinggal ongkang-ongkang kaki aja sudah mendapatkan hidup yang layak, pensiun enak dan mati harta ngga cekak. Kalau pemikiran para generasi muda dulu ketika jaman pak karno seperti ini mungkin sudah amburadul Indonesia. Mungkin tanggal 28 Oktober tidak akan pernah menjadi hari sumpah pemuda. Mungkin proklamasi yang didengungkan pak karno hanya angan belaka. Mungkin apa yang pernah dibilang pak karno adalah hanya bualan. Tahu apa yang pernah dibilang pak karno? “ bahwa hanya dengan 100 pemuda, mereka bisa memindahkan gunung”. Kekuatan pemuda itu luar biasa. Generasi muda itu adalah akar perjuangan. Bahan bakar semangat, buih-buih yang menghiasi ombak sejarah.

Namun sayang generasi muda masa kini begitu mudahnya dicekoki dengan racun narkotik, sehingga otak-otaknya tumpul tak lebih seperti zombie yang berjalan tanpa otak tanpa perasaan.Pemuda generasi sekarang begitu puasnya dengan atribut yang bukan jati diri mereka.

Pemuda dipundakmu digantungkan cita-cita, pemuda kemana arah negara ini berjalan di tangamulah kendali diserahkan. Pemuda jangan hanya lantang ketika kau ada dibawah namun berazzamlah dengan semangat ketika amanah telah kau pegang.



Add to Technorati Favorites

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan sungkan menuliskan segala sesuatu, maka sampaikan walau pahit. insyaALlah lain waktu saya akan berkunjung balik.