biarlah engkau yang tercantik dihatiku

Setelah menikah ternyata ilmu gadhul bashar masih sangat berlaku, ya mau gimana ternyata pernikahan yang dipagari oleh gerbang suci ikatan malah jauh lebih besar godaan yang muncul. Membatasi pandangan adalah metoda terbaik tuk menjaga hati ini. Memandang hanya kepada yang telah halal bagi kita, melihatnya bahwa dialah yang tercantik yang bersemayam di setiap mimpi malam.

Jika anda para istri hendaknyalah membuat pandangan suami anda hanya tertuju kepada anda seorang, tutuplah setiap kesempatan tuk memandang kepada yang lain. Apalagi sampai membayangkannya, apalagi sampai lebih dari membayangkan. Tergantung pada wajah andalah pandangan suami akan berpaling atau tidak, bila wajah anda selalu memancarkan cahaya kesejukan kemanakah lagi harus memalingkan pandangan ini. Andalah panorama terindah ketika cahaya itu memancar. Ok. Setuju?

Kesejukan wajah sungguhlah tiada hubungan dengan kecantikan. Bila bagi yang belum menikah kecantikan sangatlah penting, sehingga banyak sekali pernikahan terjalin berdasar kecantikan, namun tidak menutup ada alasan tambahan dibaliknya barulah kemudian imannya. Bagi sebuah pernikahan kecantikan alangkah tidaklah penting, terasa kecantikan berada diurutan nomor-sekian-sekian. Jauh diatas kecantikan adalah kesejukan wajah anda ketika suami memandang anda. Kecantikan didalam pernikahan bukanlah hal yang mutlak, justru keteduhan jiwa dan kelembutan hati adalah muara air yang tak akan pernah habis direguk oleh suami ataupun anggota keluarga yang lain, keteduhan jiwa ini begitu mutlaknya harus tersirat ketika suami memandang, akan menjadi jawaban bagi angka perceraian yang semakin tinggi, perhatikan hadits Rasulullah ini. Suami termulia diantara manusia.

“Tiga kunci kebahagiaan laki-laki adalah istri shalihah yang jika
dipandang membuatmu semakin sayang dan jika kamu pergi membuatmu
merasa aman, dia bisa menjaga kehormatan dirinya dan hartamu; kendaraan
yang baik yang bisa mengantar ke mana kamu pergi; dan rumah yang damai
yang penuh kasih-sayang.

Tiga perkara yang membuatnya sengsara adalah istri yang tidak
membuatmu bahagia jika dipandang dan tidak bisa menjaga lidahnya, juga
tidak membuatmu merasa aman jika kamu pergi karena tidak bisa menjaga
kehormatan diri dan hartamu; kendaraan rusak yang jika dipakai hanya
membuatmu lelah dan jika kamu tinggalkan tidak bisa mengantarmu pergi;
dan rumah yang sempit yang tidak kamu temukan kedamaian di dalamnya.”
Ketika penat melanda, ketika jenuh datang tanpa henti silih berganti keteduhan itu sangatlah diperlukan. Istri yang memeiliki keteduhan adalah obat yang luar biasa mujarab bagi ketenangan batin suami dan keharmonisan hubungan keluarga.

Saya teringat perkataan Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah. Dalam bukunya yang berjudul Taman Orang-orang yang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu, Ibnu Qayyim berkata, “Allah menjadikan penyebab kesenangan adalah keberadaan istri. Andaikan penyebab tumbuhnya cinta adalah rupa yang elok, tentunya yang tidak memiliki keelokan tidak akan dianggap baik sama sekali.” Kadangkala kita mendapatkan orang yang lebih memilih pasangan yang lebih buruk rupanya, padahal dia juga mengakui keelokan yang lain. Meski begitu tidak ada kendala apa-apa di dalam hatinya. Karena kecocokan akhlak merupakan sesuatu yang paling disukai manusia, dengan begitu kita tahu bahwa inilah yang paling penting dari segala-galanya. Memang bisa saja cinta tumbuh karena sebab-sebab tertentu. Tetapi cinta itu akan cepat lenyap dengan lenyapnya sebab.”

Subhanallah.

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan sungkan menuliskan segala sesuatu, maka sampaikan walau pahit. insyaALlah lain waktu saya akan berkunjung balik.