Essensi Qurban

Saya menyebutnya sudah benar apa belum ya "essensi" apa enakan hakikat saja yah?





QURBAN



atau lebih tepatnya dalam bahasa kita "korban". menurut sejarah yang diceritakan Allah dalam Quran sejarah Qurban itu dimulai sejak Allah memerintahkan Nabiullah Ibrahim untuk menyembelih putra satu2nya kala itu dan menjadi kesayangannya. Dan kemudian Allah menggantinya dengan domba yang sampai sekarangpun tradisi itu masih dijunjung dan dilaksanakan oleh umat islam sesuai kaidah dan syarat yang ditentukan oleh Rasulullah Muhammad SAW.





Tapi sebagai pelaku sunnah dan pengikut tradisi itu mungkinkah kita merasa ada yang kurang dari hanya sekedar seremonial tersebut. syarat yang kita penuhi insyaAllah sudah sesuai syariat.niat yang kita panjatkan insyaAllah adalah untuk Allah. tapi makna atau essensi dari berkurban itu apkah sudah terimplementasi dalam kehidupan sehari-hari kita apa belum?





Karena dikehidupan sehari-hari kita ada banyak pengorbanan-pengorbanan yang tidak bisa kita laksanakan sebagaimana kita berkurban dihari Qurban, mungkin penyembelihan hewan qurban telah hanya menjadi simbol saja bahwa kita ummat islam yang menjalankan sunnah. tapi implementasi dari essensi qurban itu tidak pernah kita dapatkan.yang kita tahu pokoknya pada hari itu kita makan daging.





Dikehidupan sehari-hari kita masih sangat berat untuk berkorban, mengorbankan hak kita untuk kebutuhan yang lebih membutuhkan. Dikehidupan sehari-hari kita masih sangat berat untuk kehilangan sesuatu yang kita sayangi, sesuatu yang begitu berharga untuk kita.padahal dengan adanya hari Qurban Allah mengajar kita bagaimana rasanya kehilangan sesuatu yang berharga dari kita Nabiullooh ibrahim memberi contoh dengan mengorbankan putra tercintanya. walau kita takkan mampu menandingi kehebatan iman beliau,setidaknya ada sedikit essensi dari peristiwa itu di jiwa kita.





Ingat suatu peristiwa Rasulullah Muhammad SAW yang diceritakan disuatu hadits.Suatu saat dikeluarga Beliau hampir tak ada makanan dimeja makan keluarganya. hanya tersisa sekerat roti untuk beliau istri dan putrinya. Saat akan menyantap sekerat roti tersebut Rasul didatangi seorang pengemis yang sedang kelaparan. dengan keikhlasan beliau merelakan satu2nya keratan roti untuk keluarga dan beliau kepada si pengemis yang kelaparan tersebut. itulah essensi yang didapat Rasul dari peristiwa Qurban. "sanggup menerima hilangnya apa yang kita sayangi apa yang berharga bagi kita saat itu dengan keihklasan". itulah essensi berqurban. sudahkah keseharian kita tersinari oleh hikmah peristiwa Qurban tersebut? atau malah kita berebut daging yang notabene kita bukan 8 golongan yang disunnahkan untuk mendapatkan hak tersebut atas daging Qurban.





Semoga apa yang saya renungkan dari kejadian ini menjadi manfaat bagi saya sendiri dan juga bermanfaat bagi yang membaca.waktu itu saya terkesima oleh para panitia yang berbut daging bak harimau menerkam mangsa hingga saya sendiri tak sanggup melihat wajah para fakir itu.





-Renungan saat daging tulang dan darah mengering, saat QURBAN tak ada lagi makna-

-10 Dzulhijjah 1426 H-





Add to Technorati Favorites

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan sungkan menuliskan segala sesuatu, maka sampaikan walau pahit. insyaALlah lain waktu saya akan berkunjung balik.