Pahlawan kesiangan

Ada banyak cita-cita yang diemban oleh setiap individu, setiap pasangan, setiap rumah tangga. Bahkan dalam skala besar cita-cita itu akan berubah menjadi visi dengan perwujudan misi yang diemban cita-cita itu begitu dahsyatnya.
Tak heran pepatah mengatakan “gantunglah cita-citamu setinggi langit!” kaitkan ujung penyangganya di titik tertinggi yang pernah terbayangkan. Itulah cita-cita, titik tujuan yang hendak diraih dengan batasan waktu yang diberikan Sang Pencipta.

Namun sebesar apa cita-cita, sehebat mana cita-cita selalu dimulai dari hal kecil didalam kehidupan keseharian, sangatlah musykil seorang besar terbentuk secara instan. Maka sangat mungkin pula bila setiap langkah kecil kita sekarang adalah tahap awal menuju cita-cita yang lebih besar itu. Memulai memang membutuhkan energy yang lebih besar sebanding lurus dengan energy untuk mempertahankan cita-cita itu dalam tatanan rel yang telah ditetapkan.
Itulah sedikit deskripsi saya tentang cita-cita, baik diakui atau tidak setiap individu akan memiliki persepsi berbeda akan cita-cita ini. Namun ada benang merah yang bisa disamakan antara tiap individu
bahwa cita-cita besar dimulai sekarang dan dari kebiasaan sehari-hari.

Tiada yang salah tiada yang selalu benar hanya saja kebiasaan itu seperti telah bersama seiring sejalan membentuk angan itu. Menuju cita-cita yang kita inginkan.

Pagi ini saya membuka pintu rumah tepat ketika matahari mulai keluar dari peraduan. Bersama binar lembut cahayanya saya tetapkan kebiasaan untuk meraih cita-cita itu adalah dengan selalu berfikir positif. Selalu menanamkan prasangka baik terhadap apapun yang saya temui hari ini. Memandang segalanya dari sisi yang mendamaikan dan menenteramkan.

Bila saya bisa mempertahankan sikap ini setidaknya selama 3 hari berturut-turut saya akan selangkah lebih dekat kepada cita-cita besar saya dan visi yang saya canangkan bagi keluarga saya. Langkah kecil ini akan saya gunakan sebagai pancang energy yang sangat besar yang akan mempengaruhi pencapaian cita-cita saya kedepan.
Tahun ini telah berakhir hebatnya dalam waktu hampir bersamaan 3 akhir tahun dirayakan hamper bersamaan. Tahun baru penanggalan jawa, tahun baru hijriah dan kali ini adalah tahun baru masehi. Terlepas dari sisi budaya dan agamis, tahun baru adalah selalu identik dengan hal baru, menginterospeksi yang telah lalu melalui kalaedoskop memory, menilai dengan kontemplasi kesadaran dan kemudian menetapkan cita-cita itu tepat diatas ubun-ubun tuk segera diwujudkan.

Langkah kecil ini saya mulai demi lompatan besar yang kelak akan akan menunjukkan siapakah saya. Pergantian memang sangat jelas tiada yang tak berubah didunia ini kecuali perubahan itu sendiri. Tiada yang selalu tetap kecuali ketetapan itu sendiri. Dalam daun lontar peradaban saya dicatat namun dalam benak setiap pelaku peradaban cita-cita saya ingin selalu dikenang.

Akan saya mulai hari ini besok dan lusa dengan segala apa yang saya punya, cita-cita saya adalah sekarang.

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan sungkan menuliskan segala sesuatu, maka sampaikan walau pahit. insyaALlah lain waktu saya akan berkunjung balik.