bukan hanya urusan perut

Seorang juragan angkot barusaja menambah 2 armada angkotnya, sepertinya bisnis transportasi akhir-akhir ini semakin menjanjikan. Dipililah 2 orang sopir yang telah diseleksinya sebelumnya tentang kejujurannya, kesabarannya, kehati-hatiannya dan kesembronoannya. Setidaknya juragan angkot itu berniat memberikan service yang memuaskan bagi calon penumpangnya.

Karena usaha angkotnya hanya memiliki satu buah ijin trayek maka seluruh armadanya berjalan di jalur trayek yang sama begitupun 2 armada terbarunya. Sejurus kemudian mulailah 2 armada beserta 2 sopir pilihannya itu berjalan dimulai pada jam yang sama persis dan jalur trayek yang sama persis juga, tentu dengan fasilitas yang sama persis yang dimiliki 2 unit mobil angkot itu.

Dari jam ke jam 2 angkot itu sudah bolak-balok jalur trayek itu dengan jumlah yang sama. Sang juragan menetapkan jam berakhirnya mencari penumpang di pukul 5. Sang juragan ingin memeriksa dan mengecek kemampuan angkota barunya dan penghasilan yang bisa didapat dengan penambahan 2 armada baru itu. Tentu dengan 2 sopir pilihan yang memiliki karakter hampir sama.

Setelah 2 armada itu menyelesaikan satu hari dan si juragan menghitung penghasilan yang didapat ternyata si juragan menemukan hal yang berbeda. Armada satu memiliki penghasilan yang lebih besar dari armada satunya. Dengan sopir yang berbeda namun dengan jalur yang sama panjangnya dan fasilitas yang sama besarnya memberikan hasil yang berbeda. Si juragan berpikir keras apakah ada yang salah dengan salah satu armadanya? Atau ada yang salah dengan salah satu sopir pilihannya?

Tidak kawan tiada yang salah dengan kedua armada itu pun tiada yang salah dengan kedua sopir itu. Si juragan melewatkan pemikiran tentang rezeki yang Allah berikan. Tentang pembagian jatah rezeki itu tentang pendistribusian yang serba sempurna dan Maha adilnya dari Yang Maha member rezeki.

Setiap pagi Allah memerintahkan seorang malaikat yang menurut hikayat beliau bernama Mikail, menyambangi bumi sambil membawa jatah rezeki bagi seluruh ummat dan penghuni dunia, setiap pagi karena jatah hari ini harus habis hari ini besok adalah jatah rezeki baru, tiada istilah over kredit atau kredit macet di catatan Mikail. Semua serba terukur dan pas. Porsi bagi setiap individu atau bahkan bagi satu ekor kutu sudah ditakar dengan ketepatan yang pas. Tiada yang terlewat satupun.

Begitupun dengan sopir angkot tadi, walau memiliki jalur trayek yang sama panjang dengan waktu yang sama panjang dan dengan fasilitas yang sama bagus namun kedua individu sopir tadi memiliki takaran rezeki yang berbeda.
Inilah yang sering dilewatkan oleh kebanyakan manusia saat ini, takaran rezeki yang sempurna telah diatur oleh Yang Maha Mengatur. Tiada yang luput dari perhitungan itu selamanya. Kenapa praktek korupsi yang ujung-ujungnya adalah menumpuk rezeki masih terjadi? Kenapa pembunuhan dan sikat kanan sikat kiri masih juga sering kita dengar beritanya diacara TV?

Keserakahan manusia tidaklah melebihi dari diameter ataupun panjang usus dalam perutnya. Namun kesadaran manusia akan keterbatasannyalah yang membuat manusia bisa disejajarkan dengan iblis. Bahkan seekor binatang pun menyadari pembagian takaran rezeki kenapa manusia yang di beri akal pikiran malah melupakannya?
Manusia yang diciptakan dengan akal pikiran tidak pernah bisa berbagi, sedangkan hewan yang diciptakan dengan akal pikiran selalu memiliki empati.



1 komentar:

  1. waa~ dalam banget. tapi saya teramat sangat setuju dan paham dengan postingan masicang. kita semua memiliki jatah sendiri-sendiri untuk urusan rezeki, karena memang itu adalah kuasa dan rahasia Illahi... dan yang paling benar bukankah orang yang mau mensyukuri setiap rezeki yang udah diterimanya meski hanya sedikit?

    Bila kita syukuri, Tuhan akan menambahi...

    BalasHapus

Jangan sungkan menuliskan segala sesuatu, maka sampaikan walau pahit. insyaALlah lain waktu saya akan berkunjung balik.