Catatan seorang pria

Tahukah engkau kenapa saya suka wanita yang berjilbab? Jawabannya sederhana, karena mata saya susah diajak kompromi. Bisa dibayangkan bagaimana saya harus mengontrol mata saya ini, mulai keluar dari pintu rumah hingga masuk ke dalam rumah lagi. Dan boleh engkau tahu? Di tempat kerja saya, sering ke lapangan sebagai kurir pengantar surat. Ketika di jalanan kearah manapun saya memandang selalu membuat mata saya terbelalak. Hanya dua arah yang bisa membuat mata saya tenang, yaitu mendongak ke atas langit atau menunduk ke tanah.



Melihat ke depan, ada perempuan berlenggok dengan seutas Tank top. Menoleh ke kiri, pemandangan “pinggul terbuka”. Menghindar ke kanan, ada sajian “celana ketat plus you can see”. Balik ke belakang dihadang oleh “dada menantang”. Astaghfirullah, kemana lagi mata ini harus memandang?



Kalau berbicara tentang nafsu, jelas saya suka. Hal seperti diatas, itu mah kurang merangsang. Tapi sayang, saya tidak ingin hidup ini dibalut oleh nafsu. Saya juga butuh hidup dengan pemandangan yang membuat saya tenang. Saya ingin melihat wanita bukan sebagai objek pemuas mata, tapi sebagai sosok yang anggun mempesona. Dan kalau dipandang, bikin sejuk dimata. Bukan paras yang membuat mata panas, membuat iman lepas ditarik oleh pikiran ngeres dan hatipun menjadi keras.



Andai saja wanita mengerti apa yang dipikirkan seorang laki-laki ketika melihat mereka berpakaian seksi, saya yakin mereka tak mau tampil seperti itu lagi.kecuali, bagi mereka yang memang punya niat untuk menarik lelaki dengan aset berharga yang mereka punya.



Betapa tersiksanya menjadi lelaki di jaman sekarang ini. Penyiksaan mata sehari penuh tiada henti, saya ingin protes tapi mau protes kemana? Apakah saya harus menikmatinya? Tapi saya sungguh takut dengan Dzat yang memberi mata ini. Bagaimana nanti saya akan mempertanggung jawabkannya?



Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". (An:nuur:30-31)



Jadi tak salah kalau saya lebih memilih berduduk lama didalam ruangan kecil ini, bergelut dengan kertas dan menatap layar computer, menyerap sekian juta electron yang terpancar dari monitor.saya hanya ingin menahan pandangan mata ini. Biarlah mata saya ini rusak oleh radiasi monitor, daripada saya tidak bisa mempertanggung jawabkan nantinya.. jadi tak salah juga kan kalau saya paling malas diajak ke mall, jjs, kafe dan semacam tempat yang selalu menyajikan keseksian?



Maafkan aku mataku?............

Bukannya aku jahat terhadapmu

Namun karena kaulah jendela hatiku

Demi hatiku maka terimalah nasibmu menjadi mata.....

5 komentar:

  1. kedua setelah yang punya = pertamax

    BalasHapus
  2. emang bener mas, mata itu jendela hati dan pikiran.. tapi nda salahnya juga jangan selalu dipenjara lho, bukankah kita baru bisa dikatakan mempunyai hati dan pikiran yang terkendali jika kita berhasil menahan segala godaan yang ada.

    Tanpa adanya godaan tentu saja kita tidak akan belajar mengendalikan, sadarilah semua godaan itu tanpa harus lari menjauh darinya karena justru dari merekalah kita bisa belajar jadi lebih baik

    dunianyawira

    BalasHapus
  3. Kalau bgt selera kita sama mas....
    membiarkan mata rusak, halah...

    BalasHapus
  4. @marsudiyanto : hehehhee.......lawong saya iseng je pak. kok malah ke aupload pisan..hehe

    @ dunianyawira : yah..mungkin benar juga, pendapat saya sih ada 2 cara untuk belajar. 1. menjalani sendiri semuanya sehingga merasakan betul 2. belajar dari kesalahan orang lain untuk menjadi lebih baik. jadi saya pilih yg opsi ke 2 aja lah.

    @tengkuputeh : hehe...tapi gini-gini saya malah berkurang lho min nya dimata mas...

    BalasHapus

Jangan sungkan menuliskan segala sesuatu, maka sampaikan walau pahit. insyaALlah lain waktu saya akan berkunjung balik.