Engkaulah Matahariku



Judul : Engkaulah Matahariku
Penulis : Eko Novianto Nugroho
Penerbit : Pustaka Fahima
Cetak : Cetakan Pertama April 2009

Buku ini ibarat mozaik yang berserak, di belantara kehidupan kaum muslimin yang ingin menjadi bagian dari hizbiyyah rabbaniyah, atau sering disebut spesifik harokah tarbiyah. Nyatalah bahwa penggal-penggal kisah yang diilustrasikan oleh penulisnya, menunjukkan bahwa pelaku tarbiyah tersebut juga manusia biasa, ada emosi yang kadang campur aduk, antara kagum, appreciate atau kadang kecewa, dan marah. Wajarlah

Pak Eko menulisnya tidak dari balik buku-buku tebal di perpustakaan, saya yakin sepenuhnya bahwa apa yang beliau tulis adalah hidupnya sendiri, hidup istri dan anak-anaknya, hidup sahabat-sahabatnya, atasannya, dan orang-orang disekelilingnya yang tergambar direkat oleh cinta yang tak lekang oleh hantaman ujian dan tak lapuk oleh guyuran ruang dan waktu.

Pak Eko mempunyai skill sastra yang terpendam, diluar dugaan saya. Penanya menari-nari kadang berlarian kesana kemari yang menunjukkan banyaknya hal yang harus ditumpahkan pada khalayak pembaca, khususnya pada kaum ibu, ummahat dan wanita secara umum.

- Siti Urbayatun, S.Psi, M.si (Pengasuh rubric keluarga di eramuslim.com dan Dosen Psikologi di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta)

***

Setidaknya itulah beberapa paragraph yang tertulis dibalik buku yang sedang saya pegang ini, buku dengan ketebalan 310 halaman ini begitu menyita waktu lelah saya. bila biasanya buku-buku saya yang lain akan tuntas terbaca dalam 1-5 bulan saya melahap buku ini hampir tak kenal lelah, isinya begitu mengusik konsentrasi. bukan karena begitu fenomenalnya buku ini, menurut saya biasa saja tiada yang istimewa bila dibandingkankan karya sejenis seperti 'Off The Record' nya M.H Ainun Nadjib atau 'Guru goblog vs murid goblog' nya Iman Supriyono ataupun 'Bukan urusan perut'nya Prie G.S. namun dalam menelisik buku ini ketika saya harus melewatkan banyak moment yang terlupa 'Engkaulah Matahariku' memberikan detil yang terlupa itu. detil-detil akan lalu lintasnya kenangan akan anak, istri, tetangga, orang sekitar bahkan orang lewat yang tak dikenal pun bisa menjadis ebuah bahan inspirasi.

Tak layak memang menyandingkan Pak Eko dengan sosok Kyai keblinger, atau wartawan edan, atau master SNF karena tiap prbadi adalah unik. bahkan lekukan jari merekapun tak ada yang sama. sehingga walau ada 1000 kata yang terucap dari lidah mereka perharinya tidak akan pernah sama susunanya.

Apalagi bila harus membandingkan karya mereka yang dihasilkan. seni itu abstrak, ide itu rancak bahkan walaupun setiap tema akan mendapat hasil yang sama namun tetap saja prosesnya akan berbeda.

Buku ini menjadi istimewa ketika saya mendapatkannya langsung dari penulisnya saya sangat bersyukur walau kemudian saya tertawa janggal kenapa tak sekalian Pak Eko membubuhkan tanda tangannya ya? sebagai ciri khas keautentikan sebuah dokumen pribadi.

Saya lebih tepat menyebutnya dokumen ketika mendapati salah satu puisi saya ada pada bagian buku itu. saya langsung menandai halaman 229 kalau bisa melaminatingnya khusus dihalaman itu. untuk ukuran sebuah buku karya saya tercantum. luar biasa ini yang pertama.

saya tidak lagi akan membahas isinya panjang lebar, sebab saya sudah tertawa lebar ketika membaca judul pertamanya saja, Pak eko memang cerdas memulai sebuah bahasan dengan ringan tanpa sadar anda akan larut dalam tarbiyah ilmu yang luar biasa.

cukup lebih baik anda huntng sendiri buku ini dan melahapnya sampai habis, karena saya berencana mencari 1 lagi karena istri selalu menyembunyikannya terlebih dahulu sebelum saya sempat membacanya. akan seru bila dia membacanya duluan dan menjadikan senjata tuk membuat saya tak berkutik dengan topik yang ada dibuku itu.


7 komentar:

  1. Wah mas,resensimu menggoda aku untuk mencari buku itu. Tapi kalau dipinjami boleh juga..hehehe..

    BalasHapus
  2. Waks.. boleh pinjem ga mas bukunya hehehehehe

    BalasHapus
  3. pinjem boleh ga?
    hehehe..

    BalasHapus
  4. buku yg menarik. btw, kamu blm baca artikel Just be my self sampai habis ya? kan gak ada kata 'menyerah' di situ. he he he...

    BalasHapus

Jangan sungkan menuliskan segala sesuatu, maka sampaikan walau pahit. insyaALlah lain waktu saya akan berkunjung balik.