Rasa sebuah ketulusan


Seorang rekan kerja anda menghampiri anda yang baru saja membuang pensil anda yang anda patahkan. Pintanya,
“bolehkan saya pinjam pensil mu ini?”
anda yang sedang disibukkan oleh pekerjaan anda, hanya menengok sekelebat dan menjawab dengan sedikit acuh, “ambil saja”. Sesudah itu anda lupa akan kejadian itu bahkan bisa jadi anda lupa selamanya atas kemurahan anda itu, padahal bagi rekan anda pensil patah itu sangatlah berharga karena waktu itu rekan anda sedang mengerjakan tugas yang mengharuskan pakai pensil.

Tahukah anda “rasa” dari sebuah ketulusan? Karena sebenarnya setiap hari bisa jadi kita telah mengecap “rasa” ketulusan namun karena ketulusan itu tak berasa maka terkadang anda juga sering tidak menyadarinya. Ketulusan bukanlah rasa,apalagi untuk dirasa-rasakan. Ketulusan adalah rasa yang tak terasa seperti halnya anda mempersilahkan rekan anda mengambil pensil patah anda tadi. tiada setitik pun keberatan, tiada secuil pun permintaan terima kasih atau penghargaan. Semuanya lenyap dalam rasa ketulusan, sayangnya tidak mudah bagi kita memandang dunia ini seperti pensil patah diatas, karena pengharapan akan imbalan dan penghargaan adalah kontaminasi bagi rasa ketulusan itu.

Sayangnya tidak mudah untuk bersibuk-sibuk pada keadaan diri sendiri. Sehingga pensil patah pun akan tampak seperti pensil emas, jangan ingat-ingat perbuatan baik anda. Karena kebaikan yang tersimpan dalam ingatan anda bagaikan debu yang tertiup angin.

Berikan dan lupakan!




13 komentar:

  1. setuju,.. mas...berikan dan segera lupakan ..maka tuhan tidak akan pernah melupakan yang tadi dilupakan...(sorry agak njelimet) xixixixi

    BalasHapus
  2. Terkadang,
    pensil patah memang mudah dilupakan,
    ada tulus yang terang benderang,
    krn ia tak terlalu bernilai...

    Tapi seringkali,
    ketulusan sukses masuk spam,
    saat memberi yang bernilai,
    dengan pamrih mengangkang...

    Salam kenal, Bang...

    BalasHapus
  3. Semoga kita termasuk orang yang tulus...

    BalasHapus
  4. Yaow mas...
    mirip dengan istilah, janganlah tangan kirimu mengetahui apa yang telah di ulurkan dengan tulus oleh tangan kananmu.
    o ya, artikel ttg imun yg baru silahkan lihat di rumahku mas....

    BalasHapus
  5. menyentuh hati banget posting mas,,,
    terus berkarya mas,,,
    oiyagh terima kasih atas ketulusan mas, dalam andil memberikan komentar di blog saya,,
    smoga sukses slalu mas,,, :D

    BalasHapus
  6. iya, betul, setuju, akur..

    namanya juga manusia boz,
    gak ada yg sempurna..

    BalasHapus
  7. weuweuweuweu aku suka kata-kata penutupnya...

    BalasHapus
  8. om, aku tulus juga komen di sini lho :-D

    BalasHapus
  9. Dalam 2 hari ini rasanya ada 3 blog yang memposting tentang "Sikap Tulus/Ketulusan ini". Artinya, meski tidak penting untuk mempertanyakan ketulusan orang lain, sikap tulus/ketulusan adalah hal yang didamba oleh siapa saja. Nice posting.

    BalasHapus
  10. kapan ya saya jadi orang-orang yang benar-benar tulus. tulus memberi, tulus meminjami termasuk tulus berkomentar (lho?)

    hah? adobe portabel? kualitasnya kek versi aseli engga mas
    sek sek numpang download *sedoooooottt

    oia kenalan dengan blog baru ya *nyodorin tangan* kok diem ce salaman donk. ditunggu kunjungan balik dan komentarnya terutama dalam tulisan 'manjakan mata...'. awas lho kalao engga berkunjung tak jithak pakai tiang listrik wakakaka *kabuuurr *ngumpet

    BalasHapus
  11. jane, kata lainnya adalah iklaskan atau buang ajalah hahaha

    BalasHapus
  12. @bongjun : iya pak Tuhan tidak akan pernah lupa

    @ijoroyoroyo : hahahaa ketulusan sukses masuk spam... kalimat ini lucu tapi bermakna dalam.

    @marsudiyanto : amiin pak

    @BRI net : karena susah mas ilmunya apalagi prakteknya..

    @srex : iya pak..tulus itu berat

    @pemy_hasyim : menyentuh hati yang mana ya?

    @denny : malaikat aja masih belum sempurna

    @senoaji : di ambil aja mas seno.. hehe

    @delenger : benaran nih tulus, ntar ngga minta ganti komen kan? hehee...tenang aja saya tetep komeng kok..

    @newsoul : iya ya, satu yang saya baca di blog mbak ajeng..

    @ar_eros : iya deh kita kenalan, nih langsung meluncur..

    @suryaden : hehehe cuocokk...cerdass sameyan

    BalasHapus

Jangan sungkan menuliskan segala sesuatu, maka sampaikan walau pahit. insyaALlah lain waktu saya akan berkunjung balik.