City of Earth (Kotabumi)
Perjalanan 2 jam dari Bandar Lampung ke Kotabumi itu memang ngga terlalu saya kuasai, banyak lubang-lubang yang belum saya faham letaknya. Atau belokan-belokan tajam yang lupa posisinya karena memang baru 2 kali saya singgah dikota itu, sejak saya di propinsi Lampung ini. Salah satu kota di propinsi Lampung yang terkenal akan kebun sawitnya yang luas-luas.
4 orang yang menemani saya menuju kota itu untuk acara seminar yang harus saya datangi dengan sukacita. Berkat om srex nih bahannya sehingga saya kekota itud engan langkah gontai karena materi udah sangat dikuasai. Seorang rekan laki-laki yang lebih tua dari saya dan seorang ibu yang sebaya bapak tadi dengan membawa anaknya yang mungkin baru kelas 3 smp. Kami memang rekan seperjuangan dalam bepergian untuk urusan ini.
Kami sudah seperti saudara, saling bercerita saling memahami. Namun seperti apa yang biasa terjadi didalam hubungan selalu ada yang disembunyikan walau hubungan kami sudah dekat dan saling memahami. Dan perjalanan adalah sarana paling tepat tuk lebih mengenal sebuah ikatan.
2 jam memang singkat bila kita sedang menonton sebuah pertandingan bola, tapi bagi saya yang waktu itu mendapat tugas sebagai supir rasanya lama sekali, sambil konsentrasi melihat jalanan sesekali saya juga ikut nyeletuk dalam obrolan kami. Mulai dari obrolan ringan hingga tak terasa obrolan itu sudah mulai masuk ke wilayah private. Intinya sesuatu yang sebelumnya belum terekspos terlihat dengan jelas melalui obrolan itu.
Semua yang dulunya tak pernah terungkap hanya butuh 2 jam perjalanan semuanya terlihat, semua seperti menelanjangi dirinya masing-masing. Ada keluhan, ada ungkapan bangga dan ada juag cerita kewajaran. Bagi saya apapun yangs aya dengar tidaklah harus keluar karena saya tahu yang didalam mobil itu adalah sebuah ruang kedap suara dan berita.
Itulah yang terjadi semua mengalir apa adanya, beberapa saat kemudian taida lagi yang bisa diucapkan setiap orang yang didalam mobil sepertinya mulai menyadari kesalahannya yaitu membeberkan semua kekuarangan dan aib-aib yang seharusnya dikunci rapat. Hingga beberapa hari kemudian ibu yang di mobil itu mulai menelpon saya dan memberikan instruksi agar apa yang didalam mobil adalah off the record.
Wanita memang lebih perasa dalam hal ini karena sampe sekarangs aya belum mendapat perintah yang sama dari si bapak yang semobil. Adapaun saya waktu itu sangat bersyukur karena sayalah sopirnya, saya tidak sempat bercerita lebih banyak tentang aib saya.
Ke kotabumi kemarin benar-benar menyisakan ceriat yang tak harus diketahui orang banyak. Namun dari kejadian itu saya mendapat banyak pelajaran.
1. Ternyata mulut kita ini benar-benar pedang bermata dua ya?
2. Antara keburukan dan kelebihan yang sama nikmatnya diperbincangkan ternyata keburukan lebih nikmat tuk diperbincangkan
3. Penyesalan itu biasanya ada diakhir cerita
4. Wanita itu jauh lebih sensitive dari laki-laki
5. Wanita itu sangat membutuhkan ketegasan walau kadang masalahnya sudah sangat jelas.
6. Perjalanan itu adalah saran paling tepat tuk mengenal pasangan atau orang lain.
7. Kalau melakukan perjalanan bersama orang yang cerewet mintalah jadi sopir!
8. Kalau sudah mulai ngantuk dalam posisi menyetir carilah lubang dijalanan yang paling dalam.
Itu baru 2 jam perjalanan bayangkan ketika saya dulu melakukan perjalanan darat dari Bandar Lampung ke Malang ….berapa pelajaran yang bisa saya dapat ya?
Wah sudah lama yang tidak ke Kotabumi. Dulu setamat SMA saya sekolah di Lampung, di Bandar Lampung. Dari Palembang ke Bandar Lampung, pasti lewat Kotabumi kan. Nice posting Mas Icang.
BalasHapusperjalanan dua jam yang memiliki hikmah,.... kota itu memang bagus loh, cuman jalannya aja...
BalasHapushm...*angguk2*
BalasHapussetiap kegiatan pasti ada hikmahnya
BalasHapusitu gambar kotabumi ya?
keren jga neh
cuma jauh dari tempatku
@newsoul : wah ibu sekolah dilampung tho? hehee sekolah mana bu?
BalasHapus@suryaden : iya kotanya tenang asri...katanya dulu tempat transmigran dari jawa, makanya kemana-mana yang didenger malah bahasa jawa
@sii melyn : ati-ati ngga bsia berhenti lho..
@attayaya : bukan mas, itu bukan foto kotabumi. itu hanya objek maket
siip....
BalasHapusmemang dalam situasi tertentu dimana didapatkan rasa aman dan nyaman..manusia cenderung untuk lebih permisif thd manusia lainnya.
Untung sampeyan sibuk, sehingga menjadi orang yang memiliki posisi kunci sebenere...hehehe...
Gambarnya indah sekali....
BalasHapusWew, mas icang itu org jawa tgl d lampung y?
BalasHapus@srex aswinto : memang begitu ya kecenderungan manusia ya om?
BalasHapus@arsyil : hanya maket mas
@nita nitnot : ya begitulah merantau sendiri waktu bujang, eh keluarga malah orang sumatera selatan.
saya belum pernah ke sana
BalasHapusSayang saya belum pernah ke P Sumatera, padahal saya ingin sekali. semoga sebentar lagi bisa terlaksana. Anak-anakku sudah semakin dewasa bisa gantian nyopir keliling Sumatera. Pasti asyik.
BalasHapus