Setelah SMI dipinang oleh World Bank, dan setelah setelah yang lain yang membuat putra-putra terbaik bangsa ini ‘dikeluarkan’ secara paksa oleh bangsa sendiri. Bisa disiratkan bahwa semakins edikit orang pintar putra asli bangsa Indonesia yang akan setia mencurahkan kemampuan terbaiknya bagi bangsa sendiri.
Jangankan jadi Menkeu, jadi Lurah saja orang sudah gemetaran karena mtekanan yang luar biasa baik tekanan dari lawan politik juga tekanan dari duit. Maka kenapa semakin sedikitlah orang pintar yang akan membesarkan bangsa ini.
Nah sisanya ya jadinya seperti ini.
Bukanlah barang baru bila batu meteor juga menjadi salah satu ‘buruan’ para pembuat keris. Pantas saja di lokasi kejadian jatuhnya meteor Duren Sawit berdatangan warga-warga dari luar kota yang ‘memburu’ batu yang dipercaya memiliki jimat itu.
Tapi bagi Thomas Djamaluddin, Profesor Astronomi dari Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan), mereka yang tetap percaya dengan hal magis itu tidak menjadi masalah.
“Bagi ilmuwan, batu meteor itu sangat berguna untuk ilmu pengetahuan,” kata peneliti yang akrab disapa Djamaluddin ini, Senin 3 Mei 2010.
Meski demikian, Djamaluddin rela ‘berbagi’ dan menghormati mereka yang mempercayai ‘kemampuan lain’ batu meteor itu.
Tetapi bagi Lapan, bongkahan batu meteor itu, bila ditemukan sangat berguna untuk penelitian astronomi di Indonesia. Lapan masih membutuhkan batu itu untuk memperkuat bukti indikasi meteor jatuh di Duren Sawit.
“Yah kita bagi-bagi dengan mereka yang punya kepercayaan masing-masing,” ujarnya. Tapi yang dimaksud Djamaluddin tentunya bukan berbagi barang bukti itu dengan mereka.
Sejak kemarin, sejumlah warga luar Duren Sawit, bahkan dari Jawa Tengah sengaja datang ke lokasi jatuhnya meteor. Mereka ‘mengadu nasib’ dengan mencari sisa-sisa batu meteor itu untuk dijadikan jimat atau keberuntungan.
H Budi Hartoyo, warga yang rumahnya tak jauh dari lokasi kejadian mengaku melihat warga luar Duren Sawit yang memburu batu itu.
“Tadi sempat ada yang nanya saya, pecahan batu melejitnya ke mana ya? Ada yang lihat pak?,” tanya seorang ibu dari Wates, Jawa Tengah, kepada Budi, kemarin.
Ibu-ibu itu, kata Budi, tidak sendiri ia pergi dengan dua temannya. “Saya pikir, aneh-aneh saja ya orang mencari batu, meteor kok dijadikan jimat,” tuturnya.
Sumber : http://joglopos.com/berburu-batu-meteor-untuk-dijadikan-jimat.htm
Sambil nyanyi lagu ciptaan SONNY JOZS yang judulnya MINGGAT
Sri, kapan kowe bali
Kowe lungo ora pamit aku
Jarene neng pasar, pamit tuku trasi
Nganti saiki kowe durung bali
[Reff:]
Sri, opo kowe lali
Janjine sehidup semati
Aku ora nyono kowe arep lungo
Loro atiku, atiku loro
Ndang balio.. Sri
Ndang balio…o
Aku loro mikir kowe
ono ning endi
Ndang balio.. Sri
Ndang balio.. o
Tego temen kowe minggat
ninggal aku
Yen pancene Sri
kowe eling aku
Ndang balio
Aku kangen setengah mati
(Sri kowe nong endi to Sri?
ndang balio to Sri
aku kangenn…. banget)
Mantap sob, tukeran link yach, mungkin kamu butuh dokumentasi seperti acara wedding dan acara lainnya untuk wilayah Bandar Lampung dan sekitarnya, silahkan kunjungi blog kami, jangan lupa komentarnya ....
BalasHapusHahaha, Baho juga nyanyi lagu ini di blognya begitu bu Sri dipinnag World Bank. Bagaiamanapun, saya salut sama bu Sri, dia tegar dan pintar.
BalasHapussedih ..SMI pergi..puas deh lawan2 politiknya..
BalasHapuskok pakai jimat segala ya
BalasHapussaya bangga pernah menjadi anak buah beliau..
BalasHapussekarang terbukti ya mas .... ada yg mulai menancapkan kuku tajamnya hahaha
BalasHapusSemoga ada pengganti yang lebih bijak dalam mengambil keputusan
BalasHapusternyata pla pikir mereka masih salah
BalasHapussaya hara penggantinya lebih baik
BalasHapus