Surat Cinta untukmu...


Istriku, rasanya sudah lama tidak kutulis seberkas cinta dalam uraian untukmu. Rasanya sudah lama juga tak ku lap cintamu dengan gombal. Namun apa salah nya bila kali ini kutuliskan hari-hari dalam indahnya kertas ini.
Istriku, ketika kutuliskan surat ini, diluar sana sedang hujan deras, petir menyambar, gesekan daun bamboo menjadikannya semakin merana. Kaca jendela sedang berembun merasakan hawa  yang semakin dingin dan kabut yang semakin menyesakkan pandangan.
Istriku, tahukah kamu bahwa surat ini kubuat tidak untuk ku kirimkan melalui pos ataupun tidak pula berusaha kucarikan perangko, karena kau sedang tertidur pulas disebelahku memeluk anak-anak kita dan membelakangiku, kau simpan perasaan yang aku pun tak begitu faham adanya.
Istriku bersama surat ini kutuliskan kesedihan ketika kita bersama, kugambarkan kegembiraan ketika kita lalui waktu berdua, setiap coretan tinta didalamnya adalah misteri dan kenangan yang sudah,sedang dan hendak kita jalani. Semoga selama diri ini membersamai adalah sebuah lentera bagi gelapnya ruang hatimu.
Istriku, luka, perih dan getir setiap kali kuterjaga ditengah tengah dingin malam membayangkan ketika waktu berakhir. Entah itu waktumu, waktuku ataukah waktu dunia yang akan mendahului kita. Sering terucap lebih baik aku menutup wktuku dulu agar aku tak pernah merasakan sakitnya kehilanganmu. Namun itupun jarang membuatku terjaga kalau kau membaluri ku dengan doa dikala pagi menyingsing.
Istriku, matahari mulai meninggi ketika kertas ini tak lagi muat membendung bahagia ini. Disampingmu membesarkan anak-anak kita. Udara tak lagi sedingin ketika kumulai kata demi kata. Sudah saatnya kau buka mata melihat kedepan, dunia tak seindah dimimpi malam kita. Bukan uang yang kutakutkan, bukan pula soal hidangan pagi ini yg kukhawatirkan. Namun sampai kapan aku bisa menjaga agar air matamu tak tumpah lagi, demiku, demi anak-anakmu, atau demi rentannya hatimu sendiri.
Istriku, ingin rasanya kupanjangkan lagi surat ini, hanya agar kau tahu bahwa aku rindu denganmu. Walau kau pun hanya berbaring lelah disebelahku. Namun apalah dikata si sulung sudah terjaga, biarkan hari-hari kedepan kita isi dengan kalimat cinta dan kasih sayang hingga tak tersisa lagi waktu tuk menangisi apa yg telah hilang dari hidup kita.

2 komentar:

Jangan sungkan menuliskan segala sesuatu, maka sampaikan walau pahit. insyaALlah lain waktu saya akan berkunjung balik.