Seni Bergaul

Ada beberapa hal dalam hidup yang selalu berusaha saya lekatkan dalam kehidupan keseharian, baik dalam keluarga ataupun dalam bertetangga dan berinteraksi dengan sesama. Bukan hal besar namun setidaknya memberikan dasar bergaul yang membuat saya kerasan berada dimanapun dalam sudut pandang pribadi.
1. Bertanggung jawab
2. Empati
3. Berjiwa besar
4. Jujur
5. Berbaik sangka

5 hal ini begitu penting bagi saya tuk memulai sebuah interaksi dengan sesama manusia khususnya dalam pergaulan dengan individu-individu yang sangat berbeda karakter dan sifatnya dalam keseharian saya. Walau sangatlah berat tuk diimplementasikan namun setidaknya 5 hal ini berusaha saya tanamkan.

1. Bertanggung jawab

Bertanggung jawab biasanya kendali emosi yang satu ini berkaitan erat dengan masalah-masalah yang timbul dalam keseharian, sekecil masalah apapun yang menerpa setidaknya saya tidak berusaha lari, saya coba tuk menghadapinya walau hasilnya lebih banyak kurang memuaskan. Dalam hal ini titik beratnya adalah proses

Seseorang pernah menasehati diri ini “kerjakanlah ! masalah hasil biar nanti kualitas proses yang menentukan” ada benarnya jika setiap nilai didunia ini bukanlah melulu masalah hasil, ada yang lebih penting dari hasil yaitu proses, proses akan menentukan seperti apa hasil yang dicapai nanti, meskipun pencapaian ahsil tidak seperti yang diinginkan namun sebuah proses sudah cukup tuk memberikan nilai plus.

Rasa tanggung jawab akan muncul ketika kemampuan pribadi memanage masalah sudah mampu memback up inti masalah itu sendiri. Masalah hadir bukanlah tanpa sebab, segala sesuatu didunia ini dalam tataran keilmuwan manusia pasti memiliki hukum kausal yang melekat padanya. Hukum sebab akibat yang dari situ lah maka setiap keruetan masalah bisa dijabarkan melalui akal sehat. Tanggung jawab adalah perjanjian awal bagi individu untuk mampu berkubang didalam lumpur masalah itu. Seberat apapun masalah yang hadir maka mulailah dahulu dengan sebuah tanggung jawab, walau pada kenyataannya tanggung jawab adalah closing conferece bagi masalah itu sendiri.

2. Empati

Empati, om Wiki mendefinisikan empati dengan kemampuan seseorang untuk mengenali, mempersepsi, dan merasakan perasaan orang lain. Karena pikiran, kepercayaan, dan keinginan seseorang berhubungan dengan perasaannya, seseorang yang berempati akan mampu mengetahui pikiran dan mood orang lain. Empati sering dianggap sebagai semacam resonansi perasaan. Kemampuan seseorang untuk memahami perasaan orang lain adalah sebuah gift bagi orang tersebut. Empati ini bisa membuat kita berpikir dengan cara pandang yang luas sehingga output informasi yang didapat untuk mengambil keputusan sangat tepat.

Bila empati ini sering diasah maka jeda waktu yang dibutuhkan tuk mengambil keputusan akan semakin cepat sehingga hal ini akan berpengaruh terhadap respon yang diberikan dalam setiap tindak laku seseorang. Bila ada sebuah pepatah berkata “seorang bijak adalah yang mampu berfikir jernih dan mengambil keputusan yang tepat dalam waktu singkat” maka empati lebih dekat kepada keputusan yang bijak.

Dalam pergaulan anda akan mendapat simpati yang luas berkat empati anda yang dalam akan banyak permasalahan dan banyak kisi-kisi kehidupan yang membentur dinding-dinding pemikiran anda. Empati sangat erat kaitannya dengan simpati, bila simpati adalah kesan yang anda berikan bagi komunikan maka empati adalah perwujudan nyata dari tindakan yang anda berikan. Maka berikanlah tindakan-tindakan nyata dalam pergaulan maka simpati besar akan anda akan membekas di orang-orangs ekitar anda.

Seorang rekan saya menyebutkan Empati adalah kemampuan seseorang berdiri di sisi orang lain untuk melihat kedalam bertindak baginya. Mampu melihat kekurangan orang lain dna menutupinya. Membuat orang lain terlihat lebih sempurna dengan keberadaanya. Empati lebih kepada kemampuan diri untuk melihat sisi lemah orang lain dan berusaha menutupinya. Itulah empati menurut rekan saya.

3. Berjiwa besar

Entah dimana saya harus mencari makna atau definisi berjiwa besar, namun saya pernah mendapati quote indah “didalam dada yang lapang tersimpan hati yang luas” mencerminkan sebuah kalimat tentang kesederhanaan dan kesabaran yang luar biasa. Berjiwa besar juga berkaitan erat dengan kesabaran dan keikhlasan. Membiarkan semua berjalan apa adanya, menerima kekurangan, kekalahan dan semua ketidak berdayaan dalam keringkihan kerangka manusia.

Berjiwa besar berarti siap menerima himpitan roda hidup, rela memberikan yang terbaik bagi sesama, sanggup berkata tidak walaupun kemenangan didepan mata. Terkadang pilihan sulit mendera memberikan banyak jurusan ditengah persimpangan namun jiwa yang besarlah yang bisa memberikan gambaran tujuan akhir dari setiap perjalanan.

Jiwa yang besar mampu menerka sebuah keberhasilan dari cobaan-cobaan yang datang silih berganti, jiwa yang besar menyukai temannya lebih lantang tertawa walau dia menangis. Jiwa yang besar tidak menggerutu ketika berada diantrian paling akhir sekalipun. Jiwa yang besar tidak mencemooh walau dia sedang dipuncak kesuksesan.Dan yang terakhir jiwa yang besar tidak bisa didefinisikan dari jiwa yang kerdil.

4. Jujur

Dulu waktu masih kecil, bapak pasti menyiapkan tebah untuk mecut kaki ini bila didapati aku bohong. Walaupun bohong itu untuk kebenaran. Lebih baik diam apabila menyampaikan kebenaran dengan kebohongan kata bapak. Ada yg bilang menyampaikan kebenaran walau dengan cara bohong itu tidak apa-apa, namun bagi bapak saya apapun bentuknya kebohongan adalah hal haram bagi keluarga ku. Maka beliau lebih senang diam daripada mengungkapkan berita kebenaran namun diselimuti kebohongan. Itu pilihan, jelas kejujuran adalah nilai moral yang dijunjung tinggi didalam keluarga.
Bila telah melakukan sebuah keburukan setidaknya kamu jujur mengakuinya bahwa tindakanmu buruk dan kamu pelaku keburukan. Itu lebih berwibawa daripada bohong menutupi kebenaran. Kejujuran adalah diatas segalanya, namun tidak harus serta merta diikuti oleh keterbukaan atau kehendak untuk mengungkapkan kejujuran itu. Kejujuran dan keterbukaan sebenarnya adalah satu kesatuan namun dalam beberapa hal keterbukaan bisa dikesampingkan. Namun kejujuran tidak akan pernah bisa dikesampingkan dari pergaulan yang harmonis.
Itulah yang sering menjadi polemik dalam berargumen apakah kita hanya sekedar jujur atau jujur dan terbuka. Dalam hal ini kejujuran setingkat lebih tinggi daripada keterbukaan.

5. Berbaik sangka

Tak ada hal yang paling nikmat yang kita kerjakan sejak bangun tidur hingga menutup mata kembali selain berpikir positif. Membayangkan setiap apa yang ada di sekitar kita adalah hal-hal yang baik, tanpa melabelinya dengan sesuatu yang akan merusaknya.

Teringat kisah seorang sahabat yang oleh Rasul dijuluki seorang ahli surga, padahal amalannya dimata para sahabat yang lain tak seberapa. Ternyata rahasinya sangat sepele bin sederhana, yaitu selalu melepaskan rasa dengki dan dendam setiap hendak tidur. Sangat sederhana namun dengan implementasi yang begitu sulitnya.

Selalu berfikir positif dalam keseharian akan menghilangkan beban yang ada di pundak, menjadikannya ringan dan begitu mudah dilalui. Bahkan berfikir positif mampu menunjukkan jalan-jalan keberhasilan bagi siapa saja yang mampu meraihnya.

Tak hanya itu pikiran positif adalah seperti kacamata yang menyaring debu dan terpaan air, menjadikannya selalu jernih dan melindungi mata. Menjadikan hati selalu tenang dan tenteram, bukankah nikmat bila setiap kali kita membuka rumah kita diawali dengan pikiran positif yang akan mengajak kita selalu riang dan menunggu datangnya matahari dengan senyum?

Luar biasa manfaat yang bisa didapat dari selalu berfikir positif ini.

3 komentar:

  1. terima kasih sudah berkunjung pak. siap meluncur ke lokasi.

    BalasHapus
  2. sayang kakap saya ga punya ability kayak gini, ga pernah berani ngomong di depan umum...

    BalasHapus
  3. @topique : setiap orang memiliki kekurangan, tentunya dia juga disertai dengan kelebihan. semoga bos anda memiliki kelebihan yg bermanfaat bagi anak buahnya

    BalasHapus

Jangan sungkan menuliskan segala sesuatu, maka sampaikan walau pahit. insyaALlah lain waktu saya akan berkunjung balik.