Petualang

“Merapi sedang ingin sendiri, dia tak ingin diganggu siapapun. Dia kirimkan debu dan pijaran batu merah ke sekitarnya hanya tuk memberitahukan bahwa merapi sedang ingin sendiri.”

Disitu, di beberapa bagian punggungnya pernah kutapaki untuk mengenalnya lebih dekat, membelainya dengan punggungku, dan memberinya kehangatan dengan kencingku. Namun kali ini dia hanya ingin sendiri tak berani kujamah sedikit pun bahkan bulu kakinya.

Di seberang teluk itu pun bukan hanya awan menghitam, namun debu yang siap bertebaran. Tak lagi ku ingin menemaninya. Bersua dengan dingin, bergumul dengan halimun dan embun menusuk tulang. Burung dan kelelawar enggan bersimpuh, bersungut memandangi rumahnya yang kalang kabut.

Sobatku melihatku gundah dan berujar “bukankah disana pernah kau potret keriangan?”
Ku terduduk di jajaran bangku paling pojok, bermimpi seandainya aku berada disana, kala semua masih bersahabat. Ku yakin semua akan menjadi begitu indah.

Ku bersila diantara batu-batu kerikil, berhayal ketika alam belum hendak memutuskan kesendiriannya. Ketika manusia bukanlah pengganggu, ketika uang belum menjadi singgasana.

Aku ingin menyusuri jalan setapaknya lagi, membelah talas-talas malas yag menghalangi diantara cadas.

Aku ingin berteriak hingga hampa paru-paruku, di atas sebuah puncak dimana lerengnya sedap belerang tersekap dalam pengap.

Aku ingin kembali menyentuh awan laksana kapas yang berukirkan kerat-kerat bak belawan di ujung mata memandang.

Cemburu ku pada gemintang yang tak jua pulang walau peraduan telah ditetapkan
Harapku laksana ikan yang berenang di tengah samudra hingga tak pernah lekang kerinduan.

Setangkup rindu ku tautkan pada pucuk daun
Dipagi hari kala kabut tergantikan embun
bersama burung dengan nadanya yang anggun
berharap riak-riak harapan kembali terbangun


-karet gelang , 03 November 2010-

5 komentar:

  1. semoga musibah yang terjadi dapat mengembalikan tali silaturahmi kita, betapa sebenarnya kita kecil di mataNya

    BalasHapus
  2. semoga saudara-saudara kita selalu dilingungi oleh -Nya, dan Merapi menjadi lebih tenang . .

    BalasHapus
  3. @bintangair : benar apa yg anda ungkapkan kawan... semoga

    @angga7 : aaaamiin

    BalasHapus
  4. fotone apik pak..
    gimana kabarnya, lama nggak berinteraksi?

    BalasHapus
  5. Alhamdulillah baik-baik saja kawan, saya terakhir mampir di blog anda, sudah tak terupdate, saya fikir anda sudah mulai bosan dengan kalimat-kalimat indah yg biasa anda rangkai dan sangat menghibur saya.

    kalimat-kalimat khas melayu yang mendayu.

    BalasHapus

Jangan sungkan menuliskan segala sesuatu, maka sampaikan walau pahit. insyaALlah lain waktu saya akan berkunjung balik.