DALAM DEKAPAN MALAIKAT


Bagi seorang laki-laki memiliki keturunan itu adalah berkah luar biasa, di banyak kebudayaan memiliki keturunan adalah kewajiban atau laki-laki itu akan dianggap biang malapetaka. Keturunan bagi keluarga adalah jaminan terusnya sebuah kejayaan, symbol berlanjutnya penerus nama, generasi pembaharu atau kehancuran ditentukan.

Bagiku keturunan adalah berpindahnya sebagian hatiku ke raga yang lain, dengan detak jantung yang sama membawa harapan yang berbeda. Terbagi menjadi berapapun hati itu akan tetaplah sama dalam satu keutuhan kehidupan, maka akan hilanglah sebagian kehidupan bila hilang pula sebagian hati itu.

Dulu setiap ada hal negative yang dibaw aoleh keturunan, ibulah yang selalu dipersalahkan. Dari waktu ke waktu pihak wanita selalu menjadi biang keladi kegagalan gen, sedang para lelaki selalu membanggakan keistimewaan keturuannnya. Pada kenyataannya gen kromosom terbesar yang dibawa seorang bayi adalah dari laki-laki, kedominanan inilah yang menjadikan laki-laki memiliki tanggung jawab terbesar akan kelangsungan generasi berikutnya.

Tak ada memang penghargaan khusus akan ini melebihi luar biasa nya penghargaan terhadap sosok ibu. Namun bagi anda yang muslim bukalah ‘buku manual penciptaan’ anda, dalam 30 juz edisi penerbitannya sosok ayah berulang kali disebutkan sebagai biduk arah generasi, sebagai perpustakaan tempat ilmu diturunkan, sebagai perantara dialog antara anak dan rahasia penciptaannya. Ayah adalah sandaran beban dan tanggung jawab itu berada, dipungkiri atau tidak itulah kenyataannya.

Di awal tahun ke 2011 kalender masehi dan di permulaan dimulainya tahun ke 1432 hijriyah keturunan ke-3 ku dibetot ke dunia. Membawa lendir-lendir harapan, membuncahkan darah keberadaan silsilah keluarga, penerus abadinya generasi manusia.

Tangisnya membahana menantang congkaknya matahari, kulitnya keriput menahan landainya tiupan angin, matanya terpejam tak ternoda noktah ketidakadilan. Cantik tak terperi, kepakan kedua sayapnya mampu membuatku terhuyung, kepalannya keras, hentakannya kuat. Tak ayal membuatku selalu khawatir hingga kuingin dia selalu terlindungi DI DALAM SISI DEKATNYA PARA MALAIKAT.

Call her : INDANA LAZULFA MALAIKA

5 komentar:

  1. Indana itu putrinya ya Mas...? Imut sekali...

    BalasHapus
  2. Putrinya baru lahir ya, Mas? Selamat ya....

    BalasHapus
  3. @catatan kecil : yup putri ke-3 pak, foto diatas berjarak sekitar 4-5 jam dari kelahiran
    @bu reni : makasih bu
    @mbak sasha : hihihih, kayak mbak sasha

    BalasHapus
  4. blognya bagus. Salam kenal ya mas. Orang DJP ya? Kantornya mana mas? ;=)

    sila mampir juga ke http://adieriyanto.blogspot.com/

    BalasHapus

Jangan sungkan menuliskan segala sesuatu, maka sampaikan walau pahit. insyaALlah lain waktu saya akan berkunjung balik.