(Un)Reality Show vs The Kingdom


Entah berapa malam yang lalu mata ini susah sekali tertidur, walau sudah bergumul dengan bantal guling dan selimut tetap tak juga terpejam. Alih mencoba mencari jalur tuk memejamkan mata Televisi kuhidupkan biasanya kalau mata capek menyerap berjuta electron dari TV maka mata akan terpejam dengan sendirinya. Mungkin itu juga jawaban bagi orang-orang yang sering tertidur disaat TV menyala.

Ternyata malam itu ada film menarik, tentang hubungan Amerika-Saudy Arabia, pengeboman yang ditengarai dilakukan pihak konservatif muslim. Islamofobia, Wahabi minded dan yg lebih menarik dari film itu adalah sutradara berhasil menyuguhkan benturan benturan budaya antara barat dan timur tengah dengan sangat seimbang. Seperti hubungan antara laki-laki dan perempuan dalam budaya timur tengah, percakapan dan ucapan-ucapan kotor yang tak diterima didaerah timur tengah.

THE KINGDOM setidaknya baru kutahu judulnya ketika film itu sudah melewati beberapa potongan adegan oleh iklan dan pengumuman yang memang menjadi ciri khas station TV tanpa bayar ini. Yang tadinya berusaha untuk membuat mata ini lelah dan segera terpejam dengan ditayangkannya film itu malah membuat mata ini semakin segar dan semakin ingin tahu jalajn cerita film itu yang juga memiliki durasi sedikit lebih panjang dari film Hollywood kebanyakan.

Di akhir cerita tersebut gembong terrorist yang diidentikkan dengan seorang muslim ini diketemukan dan ditembak mati, namun sebeleum kejadian ditembaknya gembong terrorist yang bersorban dan berwajah teduh itu membisikkan sesuatu kepada cucunya, “jangan takut, lanjutkan perjuangan kakek!”

Menjadi luar biasa pesan yang disampiakan sutradara film ini bila dikaji dari sudut pandang yang lebih bijak. Aksi terrorist akan semakin menjadi ketika mereka diperangi secara brutal, hal ini yang sedang diterapkan Amerika. Semakin Amerika memerangi aggressor dengan cara brutal dan keji maka pembalasan tak akan bisa mereka cegah. kekerasan dilawan kekerasan. Kekejian berhadapan dengan kekejian.

Berita terkahir menyebutkan Amerika telah berhasil menewaskan Osama bin Laden dengan serangan frontal dan keji langsung ke rumah yang dianggap terdapat Osama didalamnya. Setelah agresi yang bahkan tidak melibatkan ‘boneka’nya tersebut selesai denga bangganya Amerika mengumumkan kematian buruannya tersebut.

Osama Bin Laden has been killed by the U.S. military after a decade-long hunt to avenge the 9/11 attacks. The leader of Al Qaeda was killed in a gun battle with some members of his family in an attack on a mansion outside Islamabad in Pakistan.

The U.S. military has recovered the body and intelligence sources have confirmed his identity. Within minutes of the news breaking Americans began gathering outside the White House to wave American flags, sing the national anthem and chant: ‘USA! USA!’

Sources said that Bin Laden was not killed by a drone but by ground forces attacking a home in Islamabad. President Obama said that the attack had been in the planning for months but that he gave the authorisation for the action today.
Pakistani intelligence officials confirmed the killing and said it was the result of a ‘highly sensitive intelligence operation’ involving themselves and the U.S. (sumber : Kompas.com)


Dengan serta merta tanpa menunjukkan bukti fisik apapun membuang jasad Osama ke laut. Kejanggalan demi kejanggalan yang akan segera mencoreng muka Amerika sendiri. Sedangkan dengan jelas waktu akan membeberkan apa yang terjadi kemudian. Ini sebuah blunder bagi Obama.

Mujahidin Taliban Pakistan dalam sebuah statemen yang keluar beberapa saat setelah AS mengumumkan kematian orang nomor satu Al Qaeda menyatakan bahwa Syeikh Usamah masih hidup. Reporter Televisi Geo di Pakistan melaporkan kelompok Taliban menyatakan Usamah masih hidup dan laporan kematian itu sebagai tidak berdasar. (sumber : Arrahmah.com)

Ataukah ini hanya cara Obama untuk memuluskan jalannya lagi agar terpilih di pemilihan berikutnya, kampanye simpatik yang digencarkan oleh kubu Obama untuk menarik simpatik warga Amerika yang mulai luntur kepadanya.
Kebencian dilawan dengan kebencian, kekejian bertemu kekejian. Berkaca kepada film THE KINGDOM yang berhasil menggambarkan sendi-sendi pertikaian antara 2 kepentingan besar tersebut. Terlihat bahwa kepentingan terbesar yang harus diselesaikan adalah kebencian.

Daripada mbandingin kayak film mending mbandinginnya kayak reality show aja yah? Seharusnya announcement Obama ada kalimat kayak gini dibelakangnya “Apabila ada nama, tempat dari kejadian yang sama mohon maaf. Tayangan ini dibuat semata-mata rekaya untuk kepentingan ketenaran saja.”

So funny isn’t it?

12 komentar:

Jangan sungkan menuliskan segala sesuatu, maka sampaikan walau pahit. insyaALlah lain waktu saya akan berkunjung balik.