Kreativitas Nutrisi Otak


Masih pagi dan rasa malas itu sedikit masih menggelayuti, setelah menghabiskan waktu dalam suasana hari raya. Masih di rumah mertua yang membuat kerasan menghabiskan pagi diatas kasur, sambil sesekali melirik jam dinding. Lambat dan rasanya semakin lambat saja jarum jam untuk bergerak. Kalau saja tak diganggu oleh tangis si bungsu rasanya pingin melanjutkan acara ‘bangkong’ ini.

Selain lupa kalau hari aktif bekerja sudah tiba, juga pura-pura lupa kalau ternyata kutambahkan acara libur dengan tajuk cuti setelah lebaran. Bila mengikuti pemerintah berdasar kesaksian penglihatan ru’yat yg menyebabkan hari raya mundur 1 hari, maka berdasarkan ru’yat pula aku cuti 1 minggu.

Setelah mertua pergi kekantornya, adik ipar tertua pergi juga kekantornnya dan adik ipar termuda menggeber motornya ke kampusnya. Barulah terasa ternyata cuti ini membuatku kesepian walau masih ada istri yang juga cuti dan anak-anak yg juga kubiarkan ‘bangkong’.

Belum mandi, bangun tidur udah disuguhi nasi samin, sarapan yg lama tak kujumpai. Nikmat sekali kulahap bersama pagi yg mulai memudar. Hari semakin siang dan bahkan untuk menyentuh air pun seperti seekor kucing yang tak berdaya.

Ku cek laman sosial networkku, dan penuh dengan status yg mengabarkan kondisi kantor dari yg paling lebay hingga yg paling tidak bergairah menyambut hari pertama workday. Dari yang mengeluhkan kemacetan kala mudik hingga mensyukuri telah sampai tujuan walau tak tepat waktu.

Dari yg mengeluhkan habisnya makanan di meja hingga mengeluhkan bos yang tak kunjung tiba. Ah pokoknya social network ini telah menjadi pengganti mata-mataku ditempat kerja kala kucuti. Memprediksi dan menerka nerka apa yg terjadi di tempat lain saat ku bermalas-malasan di rumah mertua ini.

Setelah sekian lama kurasakan saat-saat yg didambakan banyak pekerja seperti ini, malah kurasakan hal sebaliknya. Aku rindu tempat kerjaku, aku rindu suasana kerjaku. Eh tak bohong kuungkapkan bila ku juga ingin segera melihat wajah bosku....

Kadang rutinitas yg monoton membuat pekerja khususnya karyawan mendambakan saat-saat off day, baik itu liburan atau cuti. Dengan alasan berbagai macam dari urusan keluarga sampai livuran keluarga. Hal sebenarnya adalah rutinitas yg monoton itu seperti menumpulkan otak, otak tidak pernah terasah secara sempurna karena rutinitas telah memberikan gambaran jelas apa yg akan dilakukan esok hari, dan begitu seterusnya tanpa ada tantangan lebih. Faktanya tantangan akan menstimulasi otak, dan situasi kritis dapat memicunya menuju jenjang yg lebih tinggi.

Disaat offday bagi karyawan yg mengalami rutinitas yg monoton tidak serta merta membuat otak beristirahat, karena sejatinya offday bagi karyawan yg memiliki rutinitas monotan hanyalah membuat fisik beristirahat namun semakin melenakan otak akan tumpulnya kreatifitas.

Kreatifitas menjadi kata kunci bagi otak untuk tetap tajam sekaligus menjadi pertanda bahwa otak masih bekerja dan mau diajak bekerja. Rutinitas yang monoton tidak menghasilkan kreatifitas, offday semakin menumpulkan kreatifitas.

Saat ini harus kutemukan kreatifitas dalam rutinitas yang monoton, apalagi cutiku amsih seminggu lagi. Hmm.. apa ya ?

2 komentar:

  1. Dear,

    salam kenal and thank you so much bersedia maen ke blog kami..... kita sesama karyawan perusahaan... emang terkadang terasa sangat monoton apa yang kita lakukan.... but.... kalo aku sedang off di rumah maka sibuk dengan maen bersama anak2 dan mengajaknya ke aktifitas fisik seperti maen pasir di pantai, playground atau apapun yang penting gratis..... haaaa..... haaa...

    regards,
    ... Ayah Zahia ...

    BalasHapus
  2. salam kenal juga pak, terima kasih atas kunjungan baliknya. yup salah satu kegiatan yg paling saya sukai.... syukur Alhamdulillah ada sungai lebar didepan rumahs aya dengan gemericik airnya

    BalasHapus

Jangan sungkan menuliskan segala sesuatu, maka sampaikan walau pahit. insyaALlah lain waktu saya akan berkunjung balik.