Individualitas Komplek


Disertai hawa dingin khas perbukitan menggembalakan 3 anak dan seorang istri ternyata merupakan moment yang luar biasa nikmat dan sayang untuk dilewatkan. Begitupun minggu pagi itu, disertai sedikit kabut ketiga anakku sudah terjaga dan menjagakan kedua orang tuanya yang seharusnya shalat subuh jamaah dimasjid. Namun pagi itu muadzin seharusnya meletakkan pengeras suara tepat diatas rumah kami. Walau matahari belum menjelang setidaknya kami masih tidak melewatkan ‘laporan’ kepada Yang Maha Pencemburu diatas sana.

Ritual memanggil semangat pun dimulai, semua sudah siap dengan baju hangatnya pintu dan jendela sudah terbuka lebar,  beberapa gelas the hangat sudah terhidang. Luar biasa dingin pun terusir dan kami pun berjalan menyusuri jalanan yang masih lengang dan lembab.

Memulai dari jembatan tua yang terbuat dari bamboo yang dipasang melintang, yang memisahkan antara komplek kami dan perkampungan penduduk kami menemui orang pertama yang memulai aktifitas di minggu paginya. Kami hanya tersenyum dan menyapa sekadarnya, orang tersebut membalas dengan tak kalah ramahnya sambil tersenyum melihat bungsuku yang kugendong.

Setelah melewati perkampungan semakin banyak orang orang yang kami temui yang memulai paginya, tak pelak kami sempatkan beberapa kali menghentikan langkah dan memperhatikans etiap aktifitas itu. Kami tertarik akan aktifitas pedesaan dan perkampungan yang lama tak kami lihat. Kami pun bertambah akrab dan semakin mengenal tetangga-tetangga kami. Menyapa ramah bahkan ada beberapa yang mencoba menggendong bungsu ku.

Kesempatan langka diminggu pagi itu tak hanya mengajarkan kami tentang sehatnya melakukan aktifitas pagi ketika udara masih sangat segar. Namun juga memberikan pelajaran social bahwa kita hidup berkelompok saling menyapa adalah seperti simpul yang tak akan pernah terlupakan.

Hidup bersama sebagai satu kesatuan yang kuat saling membantu dan menolong itu dimulai ketika kita tidak lagi enggan tuk saling bertegur sapa. Sayangsekali aku hidup di suasana komplek yang kental dengan aroma individualitas. Bersyukurnya aku minggu pagi itu.

gambar diambil dari : http://nugliztajulie.wordpress.com/

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan sungkan menuliskan segala sesuatu, maka sampaikan walau pahit. insyaALlah lain waktu saya akan berkunjung balik.