“Keburukan memiliki cara cerdas untuk berteman dengan kebaikan, agar
dapat membawa kebaikan berpihak kepadanya”
***
Metafora, mengandung unsur-unsur yang kadang-kadang tidak
disebutkan secara eksplisit. Definisi metafora menurut Beekman dan Callow (1974)
adalah suatu perbandingan yang implisit. Metafora disebutkan oleh Pradopo
(1994:66) merupakan bentuk perbandingan dua hal secara langsung, tetapi dalam
bentuk yang singkat.
Tak ada salahnya bermetafora dalam menulis sebuah tajuk
kolom atau opini, beranalogi dnegan apapun yang melintas dalam keseharian dan
dihubungkan dengan topik yang ingin disajikan kepada pembaca. Menulis menggunakan
sudut pandang metafora bukan juga hal yang mudah, tak semua orang mampu
melakukannya. Berandai andai dengan kenyataan dan menafsirkannya dengan pokok
bahasan.
Di beberapa media cetak bahkan beberapa pimpinan redaksi
memiliki satu kolom khusus yang selalu up to date yang berisi opini, sebagian
besarnya adalah bermetafora. Mengulas topik topik hangat dengan metafora yang
mudah dipahami bahkan oleh orang awam sekalipun. Menyampaikan gagasan ringan
dengan maksud mendalam agar memberi warna lain dalam berperspektif tentang sebuah
masalah.
Bermetafora dalam penulisan akan menjadikan gambaran hidup
tentang si penulis, kemampuan si penulis menelisik hal hal sepele dalam hidup
dan mengaitannya dengan topik besar yang hendak ditulisnya. Bermetafora menjadikan
si penulis terlihat berwawasan luas dan mampu melihat kedalaman masalah yang
hendak dibahasnya.
Dalam kehidupan banyak sekali didapati orang orang
bermetafora, membandingkan banyak hal dengan hal yang sejatinya tak memiliki
kaitan sama sekali. Metafora dalam penulisan tak singkron dengan metafora dalam
kehidupan. Bermetafora dalam kehidupan menjadikan seseorang terlihat menjadi
pribadi yang culas, pembohong dan bahkan sok tahu.
Kehidupan menghargai nilai nilai kejujuran dan kepolosan,
namun kehidupan juga masih menganggap nilai nilai diplomatis sebagai jalan
keluar paling bijak yang masih mungkin diberikan. Metafora dalam kehidupan
mengambil jalan pintas dengan cara menutupi keburukan dan mengumbar kebaikan.
Walau bagaimana pun manusia bermetafora, orang yang memiliki
naluri yang sehat akan dapat mengendusnya sebagai sebuah kekurangan.
tapi, terkadang menjadi sangat sulit sekali membedakan mana yang bermuka asli dan mana yang tertutup topeng, itu semua karena ke ahlian pemilik topeng yang sangat licik
BalasHapus