Ahli Gigi Palsu



Masihkah ingat dengan kejadian unik di SDN Gades II Tandes Surabaya beberapa waktu yang lalu? Unik karena menyalahi nilai moral budaya luhur namun direstui oleh para pemangku keluhuran itu seharusnya. Unik karena yang mulia di lengserkan dan yang medurhakai nilai moral itu disanjung dan di bela. Mencontek massal satu sekolahan dan direstui oleh para guru dan kepala gurunya. Hal unik tersebut terungkap karena seorang murid dan wali muridnya merasa dicurangi oleh kebohongan, melaporkan ke pemangku nilai moral malah diciduk dan diasingkan. Kejujuran diberangus paksa, dengan segala atribut kuasanya.

Sebauh tragedi moral yang memilukan dimana stigma kejujuran laksana kurawa yang harus dihilangkan dari hiruk pikuknya dunia persilatan. Kejujuran dibungkam kemudian dianiaya dan diasingkan, agar tujuan tercapai. Lalu bagaimana sebuah masyarakat bisa diagungkan bila kebohongan menjadi landasan utamanya?
Atau masihkah terlintas sebuah nama diawang awang? Nama yang lumrah bagi masyarakat Indonesia?

Nazaruddin, nama yang akan membuat kesulitan bagi typikal otak masyarakat Indonesia untuk menentukan asal daerahnya. Karena nama ini nama yang mencerminkan agama bukan wilayah lahirnya. Namun ketika nama ini diucapkan yang terlintas sepertinya bukanlah tentang agamanya, namun lebih tentang kasus yang menghinggapinya. Nazzarudin seorangbirokrat sukses yang tiba-tiba tersandung masalah dengan partai cantiknya, berlanjut dengan terjerat pat gulipat dengan banyak partai politik, hingga melibatkan sejumlah birokrat ngetop.

Nazaruddin tentu berkilah dengan membeberkan secara kasat mata segala kebohongan di dalam birokrasi kepada khalayak. Dalam kondisi terdesak kejujuran itu muncul dan mengurai kekusutan yang tak terjamah. Walhasil, nasibnya tragis dibalik bui. Teri akan tetap menjadi ikan asin dan ikan hitu tetap berenang di lautan bebas begitulah kepalsuan sebagai air asinnya, mengawetkan teri dan memberi nafas ikan hiu tuk berenang bebas di samudra.

Kejujuran itu berjalan beriringan dengan rasa malu, bila rasa malu memutuskan untuk berjalan sendiri kejujuran enggan melangkah. Maka tempatnya akan digantikan oleh kepalsuan dan rasa malu seperti urat nadi yang terpotong. Kepalsuan tak membutuhkan rasa malu untuk berjalan melenggang di jalanan, baik itu jalanan yang diterangi lampu jalanan atau hanya jalan setapak remang remang. rasa malu juga enggan mendekati kepalsuan untuk dimintai perjalanan bersama.

Rasa malu itu adalah antibiotik bagi kepalsuan, bagi siapa saja yang terhinggapi virus kepalsuan maka antibiotik ini tak akan lagi bekerja baik di dalam tubuhnya. Padahal antibiotik inilah pengawal kejujuran tetap ada. Hingga semua terlambat dan tak lagi tersisa kejujuran di dalam jiwa. Alangkah ruginya memakai topeng kepalsuan, alangkah sengsaranya menghabiskan seluruh tenaga untuk memakai topeng kepalsuan.

Pagi ini aku berjalan di trotoar sepanjang perjalanan kantorku, ku menoleh ke samping kanan dan ada plang nama yang selama ini ada namun jarang kuperhatikan. Plang nama itu bertuliskan AHLI GIGI PALSU, sebuah kejujuran yang ditunjukkan dengan tulus. Bila penjual akan berusaha keras meyakinkan pembeli bahwa dagangannya adalah yanga sli? Maka Ahli Gigi ini memberi pelajaran bagaimana jujur dalam praktiknya. Ku diberi pelajaran dasar tentang Kejujuran dari seorang AHLI GIGI PALSU pagi ini.......

8 komentar:

  1. klo bilang jual gigi asli malah gak laku mungkin mas

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalo di tulis gigi asli, malah ketakutan .. hehe

      Hapus
    2. wah berarti nih ahli gigi terkena hukum anomali ya? hebat.... huekeke

      Hapus
  2. hehhe bener y mas, biasanya tukang gigi, nulisnya cuma ahli gigi, gak pake palsu. btw, benarkah nazaruddin mati di ujung peluru? kok ngga ada beritanya dia mati ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya juga ya? setelah saya baca kembali memang bukan nazaruddin yg ditembak.. ah salah saya. terima aksih udah dibenarkan. Alhamdulillah ada yg baca tulisna iseng ini sampai tuntas.. hehe

      Hapus
  3. gigi palsu bayar pakai uang palsu hehehe

    BalasHapus

Jangan sungkan menuliskan segala sesuatu, maka sampaikan walau pahit. insyaALlah lain waktu saya akan berkunjung balik.