Si Boim yang Lugu




gw : im, tolong beliin materai 2 ya?
baim : ok mas..

#25 menit kemudian......

gw : inih apa im? (sambil liatin isi kantong plastik dan berat)
baim : baterai mas...
gw : ya salaaam

Nama kerennya Boim, kami pun terbiasa memanggilnya dengan nama itu. Entah siapa nama aslinya, mungkin nama aslinya sama seperti nama artis terkenal itu Ibrahim. Tapi belum ada kabar angin yang memberitahukan dengan tepat siapa nama aslinya, mungkin disitulah salah satu kelemahanku. Aku mengenalnya dengan baik tapi tak tahu siapa nama alsinya, gap yang membuat kedekatan menjadi kikuk. Tapi tak apalah yang pasti Boim adalah satu dari sekian banyak Office Boy dikantorku yang tergolong rajin dan tak memiliki perbendaharaan kata ‘tidak’ dikamus hidupnya.

Boim pribadi pendiam yang bekerja di bayang-bayang kesibukan kantorku, dia ada ketika orang-orang kantor ini mulai beringsut kemabli ke rumahnya masing masing. Membersihkan setiap reremahan keseharian kami, pokoknya dia adalah sapu jagad ruangan kami. Ketika di sore hari kami tinggalkan ruangan kami dalam keadaan berantakan dan sampah kertas dan makanan dimana-mana, keesokan harinya ruangan kami ajdi bersih walau kadang akus endiri sering gusar dengan hasil kerjanya, sebab letak ATK-ku jadi berpindah tempat semua.

Boim sering ku mintai tolong untuk membelikan sesuatu di luar kantor, maklum kantorku berada sedikit agak jauh dari pemukiman penduduk sehingga toko-toko kelontong dan ATK pun agak jauh terjangkau. Boim lah penyelemataku untuk menyita waktu dalam menyelesaikan tasking-tasking yang kadang membutuhkan intensitas waktu yang lama.

Hebatnya siapapun yang meminta tolong kepada Boim, tidak pernah mendapatkan penolakan darinya, entah dia sendiri sedang sibuk atau bahkan suatu kali dia dalam kondisi di tengah makan siangnya, dia akan selalu siap sedia. Karakter yang unik bahkan sudah mulai punah dari komunitas sehari-hari. Ada kebiasaan kami bila meminta tolong kepada salah satu OB kami akan memberinya tips dengan sukarela, bahkan Boim akan bergegas bila ada yang meinta tolong walaupun tanpa tips. Luar biasa, jerih payahnya tanpa pamrih ataukah memang dia hanya mengharapa pahala saja? Hanya Boim dan Tuhannya yang tahu.

Pribadi-pribadi seperti boim ini bisa menjadi simalakama di dunia modern seperti sekarang ini, dunia modern yang dipenuhi manusia modern pula dengan pemikiran yang kapitalis dan mulai menggerogoti nilai-nilai agama. Boim yang selalu ‘iya’, tunduk patuh dengan mentalitas jongos akan dihabisi oleh hukum rimba yang memiliki tagline ‘siapa kuat dia yang memakan yang lemah’.

Di lain sisi karaktek seperti Boim memiliki kekhasan peninggalan nenek moyang yaitu keluguan dan pengabdian tanpa pamrih, pribadi yang mudah didekati dan membuat sekitarnya segan dan bersimpati. Pribadi Boim adalah setia kawan dan tak mudha berkhianat tak cocok dia duduk di parlemen dan berkecimpung di dunia politik yang tak mengenal kawan sejati.

Tak disangka siang ini perutku sudah keroncongan, kupanggillah Boim :

gw : im tolong beliin saya nasi bungkus ya? tempatnya agak jauh, biar cepet kamu tak pinjemin motorku aja.. neh!
baim : ok mas....

#30 menit kemudian.......

gw : kok lama im? 
baim : iyah mas, kan jauh
gw : kan kamu tak pinjemin motor?
baim : aku ga bisa bawa motor mas...
gw : ya...salaaamm

*Terulang lagi......

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan sungkan menuliskan segala sesuatu, maka sampaikan walau pahit. insyaALlah lain waktu saya akan berkunjung balik.