Ditulis oleh : My Lovely Wife
Hari ini seperti biasanya, aku mengikuti pengajian rutin di tempatku bekerja. Hari ini, pas bertepatan dengan jadwalku menjadi pembawa acara. Pengajian berjalan dengan lancar seperti biasanya. Kali ini, tema kajian yang disampaikan tentang senyum. Bahwa senyum merupakan sedekah yang paling mudah. Tak perlu banyak biaya dan bersusah payah. Di akhir kajian, aku pun membuat kesimpulan. Alangkah indah kalo tiap hari, kita pun tersenyum kepada orang-orang terdekat kita. Dan yang paling dekat dengan kita tentu adalah suami kita. Oleh karena itu, mulailah tersenyum kepada suami. Sebab senyum yang tulus dari hati dapat memupuk cinta. Kontan teman temanku yang lain, yang mengikuti pengajian berkata : “cie...Memang benar benar pujangga kata-katanya. Cocok sama suaminya yang suka membuat status-status romantis di salah satu jejaring sosial.”
Pikiranku
pun kembali kemasa lalu. Di tahun awal pernikahanku dengan suamiku. Waktu itu
jarak masih memisahkan kami. Suamiku bekerja di kota bandar lampung sementara
aku bekerja di kota Palembang. Memang pengajuan berkas pindah mengikuti suami
sudah aku ajukan ke instansi tempatku bekerja. Tapi ternyata, prosesnya tidak
bisa langsung pindah mengikuti suami. Aku harus menunggu sekitar empat bulan
sebelum akhirnya surat keputusan pindahku keluar.
Selama
kurun waktu empat bulan itu, rasanya aku dihujani kata-kata yang bertubi-tubi
dari suamiku. Kata-kata romantis yang dikirimkannya melalui sms. Dari mulai bangun
tidur sampai mau tidur lagi. Dari mulai matahari terbit sampai matahari beranjak
ke peraduannya. Hingga aku menobatkan suamiku sebagai “manusia romantis”.
“Awalnya
kamu memang menyukai. Tapi nanti lama kelamaan rasanya dihati hambar. Yang mulanya
berbunga bunga menjadi biasa saja. Itu karena jarak kalian jauh. Mungkin kalo
sudah tinggal satu rumah, kebiasaan itu berkurang”. Itu komentar salah satu
temanku begitu tahu kebiasaanku yang mendapatkan sms cinta setiap hari.
Tak
lama berselang, surat keputusan pindahku pun keluar. Senangnya hatiku saat itu.
Karena aku tak mau berlama-lama jauh dari suamiku. Langsung ku telpon suamiku
mengabarkan hal ini. Kudengar tawanya di telpon. Ku rasakan ada bahagia disana.
Suamiku
lantas mengajukan cuti selama seminggu dari kantornya. Pada saat weekend, aku
dan suamiku berangkat ke kota Bandar Lampung. Tinggal di kontrakan dan
lingkungan yang baru. Pindah ke kantor yang baru. Semuanya berubah. Tapi tidak
dengan kebiasaan suamiku. Kadang terkejut ku dibuatnya. Saat bangun tidur ku temukan
selembar kertas dengan kata-kata romantis didalamnya. Ternyata, ucapan temanku
di kantor yang lama tidak terbukti. Jauh atau pun dekat jarak kami, kata-kata itu
tetap ada. Bahkan memenuhi hari hariku. Mewarnai pernikahan kami.
Disini,
salah satu teman di kantorku pernah bercerita. Kalo dia tidak pernah
mendapatkan kata-kata yang romantis dari suaminya. Terkadang dia menginginkan
kata-kata seperti itu dari suaminya. Tapi suaminya belum pernah memberikan kata-kata
romantis kepadanya. Ada sedikit keluhan tertangkap disana.
Dalam
hati aku pun bersyukur. Bahwa suamiku tipe “manusia romantis”. Yang
menghadiahkan kata-kata romantis kepadaku. Dan dengan kata-katanya bisa
membuatku terbang melayang. Membuat hatiku merasakan hal lain, yang tak bisa
aku rasakan dari sesuatu yang biasanya aku dapatkan. Yaaa, kita memang
mencintai pasangan kita dengan cara yang berbeda. Dan aku disini, mencintai
cara suamiku mencintaiku. Tak perlu mendengarkan komentar mereka. Sebab memang,
kita mencintai pasangan kita dengan cara yang berbeda.
senang bisa silaturrahmi lagi sama mas Ichang Alhamdulillah punya istri yang lar biasa mas
BalasHapusterima kasih setia berkunjung ke halamans ederhana saya pak.
Hapushaduhh senangnya hihihi iya suami saya jg tidak romantis dari LDR pacaran mpe skrg :-d
BalasHapuspractice makes perfect mbak,bilang ke suami njenengan.. ra sah gengsi... wanita itu maunya dipuji terus kok.. hehehe gombal ra popo..hehe
Hapusapapun yang terjadi sudah kehendak-Nya
BalasHapusHarus bersyukur tidak boleh tidak
siap pak... harus bersyukur.. Alhamdulillah
HapusWah, opo mesti aku pripat ae karo jenengan, mase?? :D
BalasHapusojo mas, sameyan kudune master e
Hapuswaaaaah bu ichang pinter nulis juga
BalasHapuslike dis deh
suit suit ihiiir
barakallahu fiikum
makasih udah mampir omsqu... belum sempat blgwalking lagi.. nulis lagi aja lum sempat. tunggakan kerjaan banyak... hehe
BalasHapuswah mas ichang ini selalu memberi makna pada kesederhanaan,
BalasHapuskalo mau nengok toko mebel sederhana saya disini ma ichang ya.. mebel jati jepara
senang bisa berkunjung disini
siap om... pingin liat furniture neh... makasihd ah mampir
HapusAyo senyum..... tapi ingat jangan senyum-senyum sendiri ya......... :d
BalasHapussenyum rame rame deh
HapusBagus infonya, mampir salam..
BalasHapusToko Mebel Jati
Almari Pakaian
Buffet Jati
Tempat Tidur
Hidup Perubahan Mas, Tidak usah takut merubah gengsi itu harus untuk masa depan mas, di tunggu artikel selanjutnya ya, makasih
BalasHapusjalani saja mas , apa yang telah di gariskan sama yag di atas, tetap semangat
BalasHapusFurniture Jepara
Furniture Mebel Jati
Set Meja Makan
Set Kursi Sofa
Furniture Minimalis Terbaru
Kamar Set Model Terbaru
Mebel Jepara
Furniture Minimalis
Kursi Tamu
BalasHapusAlmari Pakaian
Meja Makan
Tempat Tidur
Bufet
Meja Makan