Tribute to My Dear Friend




A hand above the water/An angel reaching for the sky/Is it raining in heaven/Do you want us to cry?
.........
One by one/Only the good die young/They’re only flying too close to the sun/And life goes on/Without you
(No one but you;by:Queen)

Ba’da Ashar salah satu atasan menyerahkan sebuah kunci mobil untuk ku kemudikan, namun kala itu pun belum kuketahui kemana arah yang diinginkan beliau. Sambil sedikit menggeret lenganku beliau memberitahukan salah satu putri rekan kita meninggal, mari takziyah.Dengan tanpa ragu lagi ku membersamainya menuju lokasi.

Kabut kesedihan menggelantung di wajah seorang ayah yang ditinggal putrinya ketika sedang lucu-lucunya, diusianya yang belum genap menginjak 2 tahun dia meninggalkan seorang ayah yang sangat mencintainya. Meninggalkan seorang ibu yang sangat mengasihinya, entah bagaimana menjelaskan perasaan itu karena belum juga pernah ku merasakannya. Namun yang pasti kabut kesedihan itu menjalar disetiap orang yang mendatangi rumah duka tersebut.

Dokter memvonisnya memiliki kelemahan di jantungnya, sejak dia menghirup udara dunia. Namun dia berjuang untuk orang yang mencintainya, memberikan inspirasi bagi ayahnya untuk selalu tersenyum.
Ku yakin setiap orang yang bekerja di instansi ini sudah faham konsekuensi menjadi abdi negara di bidang ini, mutasi yang hanya malaikat yang tahu. Berpindah dari satu wilayah ke wilayah lain tanpa diketahui dengan pasti jangka waktunya. Begitupun ayah putri cantik ini, kurang lebih 2 tahun telah dilewatinya dalam perjalanan melelahkan sekitar 2-3 jam dari kantornya hingga rumahnya. Meninggalkan putri kecil yang membutuhkan belaian mesra ayahnya dirumah dengan menahan rasa sakitnya karena jantung bawaan yang dideritanya. Dia membutuhkan sosok ayah yang akan memberinya senyum namun tugas memaksa berkata lain.

Ketika saat itu tiba, si ayah mendapat berkah dan di tempatkan di kota yang jaraknya hanya sekitar 20-30 menit dari rumahnya seketika itu pula putri kecil itu meninggalkan ayahnya. Allah Maha Tahu dan Bijaksana setidaknya itulah yang terucap dari mulut mulut hamba yang begitu tawadu’ dan sujud menghiba.

Pagi ini sang ayah menggendong putri kecilnya yang pucat menuju tempat istirahatnya, tempat yang tak lagi membuatnya merasakan sakit. Tempat dimana dia bisa melihat senyum ayahnya setiap saat, tempat dimana semua mainan dan minuman yang nikmat tersedia.

“Anak-anak kecilmu (menjadi) kunang-kunang di dalam surga, seorang diantara mereka menemui ayahnya, memegangi bajunya tidak berhenti sampai Allah memasukkan dia dan ayahnya ke dalam surga.” Perawi: Imam Ahmad, Bukhari di dalam Al Adabul MUfrad, Imam Muslim di dalam Shahihnya dari Abu Hurairah.Bandar Lampung, 15 Juni 2012, 13:22.  

2 komentar:

Jangan sungkan menuliskan segala sesuatu, maka sampaikan walau pahit. insyaALlah lain waktu saya akan berkunjung balik.