Satu Mulut dua telinga

http://nathaliebellanger.blogspot.com
“Cukuplah seseorang dianggap pendusta ketika dia menceritakan (menyebarkan) setiap apa saja yang dia dengar.” (Mukaqaddimah Shahih Muslim. Bab: Larangan Menyebarkan Setiap Apa Yang Ia Dengar)

Mari perhatikan fakta kejadian tubuh ini, Allah menciptakan dua telinga dan sebuah lubang mulut untuk dioperasikan. Dan hadits diatas adalah manual usernya, explicit makna yang ingin disampaikan Rasulullah. Bahwa 2 lubang telinga ini adalah input untuk segala informasi, dan sebuah lubang mulut untuk mengapresiasikannya sebagai output.

Hanya saja pengolahannya ada di dalam hati dan pikiran, sehingga seharusnya apapun yang masuk harus melalui hati dan pikiran harus terolah terlebih dahulu sebelum dikeluarkan melalui mulut. Itulah kenapa seharusnya perbandingan yang  keluar harus setengahnya dari yang masuk. Apabila berlebihan maka Rasulullah menggolongkannya dalam pribadi pendusta.

Penyaring itu dinamakan logika dan iman, onderdilnya adalah otak dan hati. Integrasi antara otak dan hati akan menjadikan fungsi 2 telinga dan sebuah lubang mulut ini tidak saling melangkahi batasannya. “cukuplah seseorang dianggap pendusta….” Ini adalah batasan minimum predikat yang disematkan kepada penyebar berita tanpa klarifikasi, lebih dari itu predikat predikat itu akan menjadikannya tuli.

Tuli mata hatinya, tak bergeming sanubarinya atas kondisi sesama. menyampaikan hanya apa yang harus disampaikan tetapi tidak memiliki simpati untuk menghargai. seperti matahari yang selalu bersinar tanpa mempedulikan siapapun yang tersengat panasnya.

10 komentar:

  1. mantap tulisanx pak!
    output butuh filter.., filter itu namax tabayyun (croscek) QS. Al Hujurat : 6) dan jauhi prasangka buruk :)

    BalasHapus
  2. @Rohis Facebooksetuju, itulah kenapa tabayyun itu penting.

    BalasHapus
  3. iya sih berarti orang tugas gosip itu punya berapa telinga ya sampai heboh begitu kalo ngegosip.. hehehe

    BalasHapus
  4. Berkatalah yang baik-baik, atau lebih baik diam :)

    BalasHapus
  5. @Anggi Agistia di jaman ini, diam bukanlah pilihan... berkatalah yang baik atau berteriaklah yang kencang tentang kebenaran.

    BalasHapus
  6. Saya membaca hadist pembukanya aja sudah langsung serasa kena mak jleeeb..

    BalasHapus
  7. iya juga sii..
    baru sadar kalo arti dari sebuah telinga dan mulut sangat panjang .
    dan pengoperasiannya melalui hati dan otak .
    Good broo.. =D

    BalasHapus
  8. @mebel jati ah ini hanya dari versi saya om, banyak salahnya.... makasih dah berkunjung

    BalasHapus

Jangan sungkan menuliskan segala sesuatu, maka sampaikan walau pahit. insyaALlah lain waktu saya akan berkunjung balik.