Oldschool Never Dies

Classic, vintage, retro, oldschool, kuno dan banyak lagi sebutan-sebutan yang disematkan untuk beberapa hal yang memang sudah tertinggal oleh zaman keemasannya. Bukan hanya dalam bentuk barang, bisa juga style, gaya hidup, cara berbicara, cara beradaptasi, dengan siapa bergaul adalah salah satu pilihan. Beberapa rekan menyebutkan diriku salah satunya yang snagat menggemari segala hal diera keemasannya yang pasti era keemasan yang sudah ada sejak sebelum diriku dilahirkan.

Entah memang ada yang mempengaruhi atau memang aku menyukainya namun menggunakan barang-barang yang sudah tertinggal zamannya itu memberikan sebuah kepercayaan diri tersendiri bagi beberapa orang termasuk diriku. Dimulai dari sejak ketika ku duduk di sekolah menengah pertama kala itu, ketika setiap anak berapakaian layaknya zaman itu, dengan celana jeans, t-shirt ketat membentuk lekuk tubuh, model rambut yang mulai memberikan jalur pemilahan tepat ditengah tengah kepala. Seidkit menutup mata khas gayanya Fariz RM. Aku tak bergeming dengan tatanan rambut klimis yang masih terbelah disamping kepala tersisir rapi kesamping satunya.

Ibuku adalah seorang guru namun diwaktu luangnya beliau adalah seorang designer pakaian yang mahir (suatu saat aku ingin bercerita tentang ibuku yang multitasking ini,semoga ingat…) sehingga sangat mudah bagiku untuk meminta baju yang sesuai dengan keinginanku baik model ataupun ukurannya. Tak urung aku minta dibuatkan celana kain dengan motif kotak dan model cutbray, kemeja dengan kantong menonhjol di dua sisi bagian dada, dan bagian kerah yang lebar dan besar (kalau anda biasa nonton video clipnya the cangcuters anda mesti faham). Tentu saja hall itu mengudbnang perhatian ketika setelan retro itu kupakai ketika ada kegiatan disekolah atau ketika ku mengikuti les privat kala itu. Model pakaian itu sudah tertinggal zamannya namun aku tak malu memakainya dan jadi bahan ejekan. Who cares! Pikirku….

Ketika aku masuk Sekolah Menengah Atas, kegilaanku akan hal-hal yang ditinggalkan zamannya mulai berkurang, hanya saja masih ada satu hal yang menempel yang mengindikasikan kecintaanku kepada vintage things masih ada. Ketika itu sepeda gunung yang pertama masuk dan dikenal dilingkunganku adalah sepeda gunung merk Federal, dan semua ingin menggunakannya. Tua, muda, laki-laki, perempuan berlomba memakainya. Bagi kalangan menengah bawah menggunakan sepeda federal adalah salah satu indicator kemapanan, karena harganya yang sedikit diatas rata-rata sepeda biasanya. Bagi orang tuaku yang hanya seorang guru, sepeda federal itu adalah barang tersier yang tak begitu mendesak untuk dimiliki. Di lain sisi jarak rumah dan sekolahku tergolong lumayan jauh, 8 Kilometer dan 16 Kilometer Pulang pergi. Belum kalau sorenya ada les private atau ekskul sepakbola dan bola basket yang kugandrungi.

Dengan sedikit berat kumintakan dana untuk memiliki sebuah sepeda, namun kusampaikan bahwa aku tak menginginkan sepeda federal. Selang beberapa hari kubawa pulang sebuah sepeda onthel merk phoenix yang masih menggunakan teknologi pengereman system torpedo, untuk mengikuti selera anak muda kuberi warna cat biru metalik sehingga meskipun tua terkesan retro, sekali lagi aku menjadi bahan tertawan dan pergunjingan. Namun siapa sangka kini sepeda mdoel ini malah menjadi tren di kalangan terbatas, sepeda yang dulu kutebus dengan harga Rp.58.000 itu sekarang harganya sudah jutaan.

Ternyata hingga kini kegemaranku akan barang-barang yang tertinggal oleh zamannya ini semakin menjadi, beberapa barang yang kumiliki hampir semua adalah barang barang yang telah melewati masa jayanya. Bahkan beberapa musik yang kudengar adalah musik dari penyanyi dan band yang tenar ketika bapakku masih muda dulu. Hingga semalam aku kembali terhenyak dan menikmati sebuah film yang bertemakan pertentangan antar Ras yang telah kutonton berulang ulang dan tak pernah membuatku bosan. Denzel Washington memerankan sebagai coach Herman Boone dalam ‘Remember The Titans’.

Ini hanya masalah minat, namun yakin bahwa oldiest never die..!

2 komentar:

  1. suka yg classic2 ya mas, suka jg sih liat yg classic2 tapi enggak pernah sampai pengen memilikinya :D

    BalasHapus
  2. @Corat - Coret [Ria Nugroho]i love it bu.. hehehe

    saya aja kendaraan milih yg binter merzy tahun 83 hehehe

    BalasHapus

Jangan sungkan menuliskan segala sesuatu, maka sampaikan walau pahit. insyaALlah lain waktu saya akan berkunjung balik.