http://www.hadila.com |
hehe, kl menurut saya sih, tubuh kita ini sakit. hanya berapa persen sakitnya yg beda. kalau udah sampai diatas 50% barulah ambruk...
disebabkan dari pola makan, gaya hidup, lingkungan.
Seseorang : Insya Allah ada mas, Bahkan Nabi itu Klo sakit, dengan sakit yang sama jenisnya, namun 2 kali lebih parah dari orang biasa.
lagipula riwayat tentang bekam itu menunjukkan bahwa itu bukan sesuatu yang rutin dilakukan oleh Nabi. tapi bekam itu adalah kebiasaan orang arab ketika itu yang diperbolehkan oleh Nabi. itu saja.
entah salah atau benar, sudah mulai ada gerakan "terselubung" yang mulai meremehkan ilmu kedokteran yang dipelajari dikampus-kampus dengan beralasan adanya pengobatan cara nabi, bahkan sampe di embel-embeli kata syar'i segala, seolah berobat kedokter gak syar'i.
Saya : di kitab thin nabawy dibedakan antara perobatan penyakit, dan penjagaan kesehatan.
dan bekam dilakukan untuk keduanya.baik itu perobatan penyakit dan juga penjagaan kesehatan.
mungkin yg dibahas diatas tetang bekam sebagai perobatan penyakit.
tidak dibahas tentang bekam sebagai penjagaan kesehatan.
asal kata thib itu sebenarnya adalah perawatan/penjagaan bukan perobatan.
bekam itu lebih dititik beratkan pada penjagaan penyakit, karena pelaksanaan bekam dibutuhkan setidaknya lebih dari 1 kali untuk mendapatkan hasil.
mungkin kalau masalah hukumnya, apakah termasuk ibadah atau bukan di kitab thib nabawy tidak diterangkan secara jelas oleh ibnu qayyim. hanya memang ibnu qayyim mencantumkan hadits hadits penduung seperti yg telah disebutkan diatas.
kalimat yg tepat adalah, mengikuti thib nabawy/ pengobatan dan penjagaan kesehatan yg dicontohkan rasul adalah pokok atau yg utama, dan medis modern adalah sebagai alternatifnya atau second opinion.
karena tindakan yg dilakukan dlm medis modern adalah tindakan perobatan skait, dimana tindakan dilakukan bila sakit telah muncul. sednagkan thib nabawy adalah menitik beratkan pada penjagaan kesehatan.
jadi mengatakan gerakan "terselubung" meremehkan medis modern itu adalah bentuk prasangka menurut saya om. itu hanya opini atau persepsi beberapa orang yg ga mau rugi dagangannya disaingi.
Seseorang : sebagai consumer setia madu dan habbatussauda, saya bener-bener setuju bahwa thibbunnabawi harus ditempatkan diposisi utama sebagai upaya pencegahan. sekalipun tak bisa dipungkiri ada juga yang bisa digunakan sebagai pengobatan. namun kok saya jadi rada ragu yah klo bapak bilang tindakan medis modern sebagai secon opinion. harusnya sama-sama ditempatkan pada level yang utama diposisinya masing-masing. yang satu dipencegahan dan yang satunya lagi dipengobatan.
masalah persaingan dagang, saya belum menemukan kampanye kedokteran modern untuk meninggalkan herbal. saya memandang hanya ada perbedaan persepsi saja atau khilaf
Saya : hak setiap orang pak untuk tidak setuju, pemahaman saya ya speerti itu tentang kesehatan.
sy tidak menampik atau mengesampingkan medis modern, pada kondisi tertentu penanganan medis modern itu memang dibutuhkan. tetapi tidak untuk yg utama dalam hal penjagaankesehatan
tapi sebagai last option, dan juga sebagai second opinion.
seperti yg diungkapkan ibnu qayyim "sepertiga ilmu yg diturunkan ALlah di dalam islam itu adalah tentang kesehatan"
kita hanya perlu belajar, dan berusaha mempelajarinya.
Seseorang : iya klo saiya biasanya untuk mengetahui sakit lewat cara pengobatan modern (tes darah,urin dsb) setelah dokter mengatakan diagnosanya.. baru menggunakan pengobatan herbal..
saya sepakat bahwa pengobatan modern hendaknya tidak ditempatkan sebagai second opinion secara mutlak.. klo saya lebih prefer ke herbal karena di pengobatan modern sebagian praktisinya(dokter) berlaku terlalu komersil(dengan royal memberi obat harganya mahal pulla juga pemberian merk obat yg "menguntungkan" ybs bukan melihat kebaikan untuk si pasien.. juga industri obatnya yang sebagian besar masih belum diketahui kehalalanya (apalagi klo impor)...
sedang klo di pengobatan herba/thibun nabawil praktisi dan industri obatnya relatif lebih baik dari sisi ini (menurut saya) karena sebagian besar mereka adalah orang yang semangat menjalankan agama
Saya : ilmu tentang pembedahan anestesi, yg ada di medis modern tidak diajarkan di thib nabawy, namun ibnu sina memulainya terlebih dahulu.
dan banyak contoh tindakan medis modern yg tak ada di thib nabawy sebagai bentuk penanganan darurat kesehatan yg ternyata banyak dimulai oleh para dokter islam jaman dahulu.
nah .... fikiran sy juga gini naun sy ga mau memukul rata, ada juga kok dokter yg baik ga terkait kartel farmasi.
eh ada banyak ilmu diagnosis yg berkembang loh ga hanya melulu lab.
dalam ilmu diagnosis juga bisa memilih, yg diajarkan di banyak fakultas kedokteran dan yg paling umum adalah mendiagnosis melalui symptom
ada juga yg ga diajarkan di fakultas kedokteran namun tetap sebagai penemuan ilmu diagnosis oleh seorang dokter jerman namany iridologi.
ada juga ilmu diagnosis pembacaan darah, telinga, telapak tangan, akupunktur. banyak om... hehehe
yg nomor 1 sih kita hanya perlu percaya.
kalau mindset bahwa kalau saya sakit kan ada dokter.... ya emang susah segalanya snagat bergantung pada dokter. menurut saya sih, sebagaimuslim warisan ilmu kesehatan ini setidaknya kita kuasai walau sedikit, sehingga dokter benar bear melakukan fungsinya sebagai dokter, bukan sebagai penjual obat atas desakan pasien.
Seseorang : ane mulai praktekkin ini....sebisa mungkin kedokter tuh alternatif terakhir... pernah coba dan akhirnya radang tenggorokan sembuh dengan resep herbal dari Prof hembing. cuman kadang2 harus hati-hati banget soalnya ada penyakit yang tingkat bahayanya beda banget cuma cirinya mirip. saya melihat banyaknya tingkat kematian demam berdarah karena orang tua terlambat membawa kerumah sakit karena menyangka cuma sakit panas biasa.
kalaupun harus melakukan tindakan medis, saya sms temen yang apoteker buat minta obat yang bebas alkohol atau telepon temen yang dokter buat bikinin resep.
gak tau deh ini mo "menjauhi" dokter atau mo hemat...heheehehe
++++++
Dialog diatas benar benar terjadi antara saya dan rekan, menggambarkan 2 pemahaman tentang kesehatan yang saling menghargai meskipun ada perbedaan mendasar dalam pola pikir.
hal-hal seperti inilah yang mampu menciptakan ukhuwah yang hebat antara ummat islam. salaing menghargai perbedaan selama tidak menyangkut hal yg paling pokok yaitu aqidah.
ada banyak sekali hikmah yang bisa saya petik dari diskusi ini... semoga juga yang membacanya.
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan sungkan menuliskan segala sesuatu, maka sampaikan walau pahit. insyaALlah lain waktu saya akan berkunjung balik.