"Diantara ribuan api dan dentuman yang menyertainya, mataku terjaga nanar mencari letak jarum jam, kesadaranku terhuyung dimalam dimana tahun menggnti jubahnya."
Pergantian tahun bagi banyak kalangan adalah momen yang tepat untuk berubah, menjadi lebih baik tentunya. Sehingga mereka akan coba mereka reka kejadian kejadian yang mampir dihidupnya dan mrmbingkainya yang dikemudian hari diberi nama dengan kalaidoskop.
Penggambaran kalaidoskop adalah rekaman hidup untuk mengingat dan sebagai tolok ukur kejadian yang telah dilakukan dimasa lalu. Sehingga dengan adanya kalaidoskop itulah ditahun yang baru ini dapat menyusun jadwal kebaikan, target memperbaiki diri dan meminimlisir hal hal yang dapat mengurangi manfaat hidup. Mereka biasa menyebut kegiatan ini dengan nama resolusi.
Pada dasarnya setiap orang tentu menginginkan yang terbaik dalam hidupnya, termasuk perbaikan yang selalu kontinyu. Namun terkadang waktu membuat perbaikan itu tak terarah. Maka diawal waktu dibutuhkan semacm list atau patokan atau garis besar agar tujuan itu tetap pda garisnya dan tak melenceng kemana mana.
Pada awalnya dipungkiri atau tidak itulah inti dari pergantian tahun, inti dari setiap pergantian waktu, bukan hanya tahun berlaku juga bagi pergantian bulan, pergntian minggu,pergntian hari. Semakin kesini essensi itu semakin pudar, mereka terpaku pada kenikmatan berhura hura namun melupakan keinginan menjadi better person. Atau mungkin saja itu hanya tujuan sampingan yang pasti pergantian tahun adalah tentang pesta.
Allah menjadikan waktu sebagai salah satu alasan untuk bersumpah, dan ini hanya boleh dilakukan oleh Sang pencipta waktu itu sendiri. Hebatnya alasan waktu adalh alsan terbnyak yang dipakai Allah untuk bersumpah menunjukkan betapa waktu adalah tolok ukur yang begitu krusial untuk menjadi pusat perhatian.
Ketik Allah menggunakan waktu sebagai dasar sumpah maka disana juga terletak peringatan dan nasehat, ketika waktu sebagai dasar sebuah perbaikan maka selazimnyalah kita melihat hikmah dan nasehat yg ada dibaliknya, hingga peringatan tak mendatangi kita.
Pesta, hura hura dan kemubaziran bukanlah menjadi jawaban yang paling tepat untuk dilasanakan apalagi dijadikan budaya yang wajib dilaksanakan. Bermuhasabah diri, menghisab diri sendiri, menyiasati strategi mendulang kebaikan dimasa yang akandatanag bisa menjadi solusi dan sekaligus resolusi agar kita tak lagi dipandang remeh oleh waktu.
"Bila setiap saat kau kirimkan api ke langit, maka jangan heran bila suatu saat langit mengirimkan api kembali ke bumi!"
01 januari '14 , beranda
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan sungkan menuliskan segala sesuatu, maka sampaikan walau pahit. insyaALlah lain waktu saya akan berkunjung balik.