Lampu sein

Kalau saya ditanya tentang penemuan otomotif apa yang paling berpengaruh secara konsep, dengan mantap saya akan menjawab lampu sein. Bahkan hingga kini belum ada satu manusia pun yang mengaku sebagai penemu pertama lampu sein ini. Dari banyak literatur yang ada hanya tercantum bahwa lampu sein pertama kali digunakan pada sekitar tahun 1930-an. Atas usulan warga inggris maka penanda untuk belok ini dibuat dalam bentuk lampu yang diletakkan di kanan dan kiri lampu utama. Setelah sebelumnya penanda belok kendaraan hanya berupa lonceng.

Memang masih ada lampu lain yang berkonsep sama dengan fungsi lampu sein, namun fungsi paling utama untuk menghindari kecelakaan justru dipegang oleh manfaat lampu sein. Bisa dibayangkan bagaimana dulu sebelum lampu sein mulai digunakan dijalanan. Para pengendara berteriak teriak untuk membelokkan kendaraannya agar kendaraan dibelakangnya awas dan waspada.

Dalam konsepnya, lampu sein akan hidup ketika knop ditekan. Berbelok kearah mana yang diinginkan oleh pengemudi maka lampu itu akan menyala memberitahukan kepada kendaraan yang lain. Sehingga siapapun yang melihat nyala lampu sein akan bisa menerka apa kemudian yang diinginkan oleh pemilik lampu sein. Dengan begini artinya niat yang diinginkan oleh si pengemudi ditunjukkan menggunakan lampu sein sehingga terbaca dengan jelas oleh yang melihat.

Lampu sein sesungguhnya adalah aplikasi riil yang disematkan di mobil sebagai pengejawantahan niat si pengemudi. Lampu sein adalah alat yang sangat penting dalam menyampaikan niat agar setiap yang dituju memahami apa yang ingin di sampaikan. Apa yang terjadi seandainya lampu sein tidak menjalankan fungsinya dengan amanah? sungguh kekacauan yang akan timbul. Kecelakaan mungkin akan terjadi, kecelakaan yang juga akan merugikan si pengemudi.

Dalam keseharian, niat adalah pintu awal dalam berbuat. Namun apabila hanya bermodal niat maka perbuatan itu tidak akan pernah terjadi, kenyataan hanya diawang awang. Atau istilah lainnya niat tanpa perbuatan itu hanya mimpi. Ketika saya memiliki banyak sekali niat, terkadang niatan niatan itu akan pudar dengan sendirinya, wajar saya kan anggota PDI-P a.k.a Penurunan Daya Ingat – Penuaan. Oleh karena itu saya membutuhkan banyak sekali lampu sein dalam keseharian. Agar niat niat yang sudah tercetus itu menjadi kenyataan dan terlaksana.

Ah, jadi teringat lampu sein motor saya yang tadi pagi tersenggol pagar rumah. Ternyata untuk mendapatkan lampu sein yang berkualitas juga butuh biaya dan waktu yang besar juga.

/senja di lantai 4 bangunan kaca

4 komentar:

  1. :D.. Niat dan lampu sein.. betul juga hahaaa...

    pa kbr mas icang :D

    BalasHapus
  2. Baru tau kalau sebenarnya tulisannya itu lampu sein

    Selama ini cuma tau lampu sen wkwk

    BalasHapus
  3. @inuelkalau salah saya mesti udah dibui.....

    BalasHapus
  4. @AuL Howler daripada saya tulis lampu riting, yg mungkin ga semua orang ngerti... hehehe

    BalasHapus

Jangan sungkan menuliskan segala sesuatu, maka sampaikan walau pahit. insyaALlah lain waktu saya akan berkunjung balik.