Tersesat Di Bazar Buku

Ada bazar buku di akhir bulan itu adalah penderitaan bagi para penggila buku. Sebenarnya tidak sepenuhnya benar, karena hanya penderitaan bagi penggila buku yang lagi bokek saja. Spanduk bazar buku di salah satu toko buku terbesar di kota ini sudah terpampang sejak 2 minggu yang lalu namun mengingat, menimbang banyak hal belum juga ada keputusan untuk mengunjunginya. Padahal stok buku di rak sudah mulai menipis untuk dibaca. Sebenarnya tak juga benar, tak juga semua buku telah habis dibaca. Karena kebiasaan burukku salah satunya adalah bila sebuah buku telah kudapat kesimpulannya rasanya sangat amat malas untuk menuntaskannya.

Seperti sepakbola sesungguhnya, apabila sebuah buku tak dihabiskan hingga halaman terakhir terkadang hasil berbeda akan terlewatkan. Debar debar ending sebuah cerita kadang terlewatkan, namun begitulah kebiasaan buruk ini. Sehingga masih ada beberapa buku yang terkadang belum benar benar tuntas namun fokus teralihkan untuk membaca yang lain. Juga menjadi salah satu sebab untuk menumpuk buku lebih banyak, padahal waktu tuk membacanya selalu berkurang.

Hingga pada suatu kesempatan, dimana seluruh keluarga memiliki waktu yang pas untuk mendatangi bazar buku itu. Akhirnya undangan yang memikat itu kudatangi juga, dengan mata berbinar dan dompet keroncongan. Seperti halnya bazar bazar buku dibelahan toko mana pun tak perah seharipun dalam gelarannya didapati sepi pengunjung. Tentunya sama kejadian di bazar kali ini, bahkan untuk memarkirkan kendaraan saja sudah harus antri. Memandang ke loket pembayaran yang dibuat ala kadarnya pun sudah membuat niat kmbang kempis demi antrian yang memanjang. Namun tekad sudah membaja bahwa sekeluarnya dari arena bazar ini harus ada buku yang berhasil digondol.

Berbagai jenis manusia ada di arena ini, meskipun kotaku tinggal tidaklah semegah ibukota ibukota propinsi yang ada di pulau jawa. Namun bazar yang tergolong kecil ini telah menyedot berbagai jenis manusia, mulai dari yang masih digendong sampai yang berkaki tiga. Mulai dari pengangguran sampai manajer pemasaran, ulai dari pelajar sampai veteran semua ada. Yang kemudian membuatku termenung lama di pintu masuk adalah mulai dari manakah akan kumulai mencari buku buku ini.

Sebenarnya ketika masuk ke toko buku seharusnya kita sudah memiliki daftar judul buku yang hendak dicari namun bila mendatangi bazar memiliki list justru akan merepotkan. Karena buku buku dalam list tentu saja akan sangat sulit ada dalam tumpukan rak buku yang statusnya bazar. Maka bila memasuki sebuah bazar maka judul buku adalah nomor sekian yang pertama dibaca tentu saja sinopsis singkat atau kalimat refrensi orang terkenal yang terletak di halaman belakang buku. Inilah yang namanya kepercayaan, hanya berdasar sinopsis penerbit atau uraian subjektif orang terkenal kita akan menyimpulkan apakah buku itu yang ingin dibaca atau tidak. Ok, dapat satu tips memasuki sebuah bazar buku, lupakan list judul buku yg akan dibeli percayalah pada halaman belakang buku.

Memang benar kiranya apabila manusia manusia yang memasuki arena bazar buku kebanyakan adalah manusia manusia bokek. Jadi saingannya adalah kebanyakan mahasiswa mahasiswa yang haus bahan bacaan, anak anak sekolah yang mencari hiburan dan para pegawai yang sedang punya hutang, akhir bulan dan punya anak banyak kayak saya. Jadi tips berikutnya adaah datang pada ajang bazar di awal awal seharusnya jauh lebih mengutungkan karena stok buku bagus masih banyak tersedia. Bila menunda nunda waktu kedatangan dikhawatirkan buku buku bagusnya akans emakin langka dan akhirnya menghilang.

Tak seperti penyusunan buku buku yang ada di sebuah toko buku, dalam bazar buku biasanya rak menjadi infrastruktur yang langka digunakan. Buku-buku biasanya terserak di lantai dengan alas seadanya, atau bila si penjual buku mau sedikit rapi, buku buku itu ditata berdiri dengan punggung buku yang mudah terbaca. Namun statusnya tetap diatas lantai. Beberapa lebih bermodal dengan menyediakan semacam wadah keranjang besar dan tiap keranjang dibagi per tema buku. Satu keranjang untuk tema pendidikan, tema hukum, tema novel, tema fiksi dan non fiksi, tema komik, dan tema tema yang lain sesuai dengan kemauan si penjual. Bila sudah seperti ini dengan areal yang luas maka menyusuri tiap stan tentu akan membutuhkan waktu yang lama dan barang tentu melelahkan. Memilah rak atau keranjang  yang akan didatangi berdasar siapa yang mengerubuti rak atau keranjang bisa menjadi tips yang memintas waktu menjelajah areal bazar.

Keranjang keranjang buku yang temanya tak jauh dari komik dan buku sekolah biasanya akan dikerubuti anak anak tanggung yang masih sekolah, saya jarang mendekati kerumunan ini. Spot dimana banyak berkerumunan pemuda dan pemudi yang biasanya tampilannya seger seger biasanya berisi buku buku novel, dan saya suka ikut dikerumunan ini biar ikutan seger. Sedangkan bila mendapati gerombolan ibu ibu yang rata rata berkerudung dan menggendong anak sebaiknya dihindari karena lazimnya mereka sedang mengerubungi buku resep masakan. Sisanya, tinggal menilai sendiri karena salah satu hiburan paling menyenangkan dalam bazar buku bukan semata dalam hal hunting dan menemukan buku yag dicari tetapi juga membuat statistik gerombolan gerombolan ini.

Yang terakhir bila anda berada di areal bazar buku, tolong bila telah mendapatkan buku yang dicari maka bawalah buku buku itu melewati kasir yang telah disediakan. Karena sebokek bokeknya para manusia penjelajah bazar buku sangat jarang ada kejadian kecopetan didalamnya. Kecuali kalau anda salah satunya.

......*bokek

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan sungkan menuliskan segala sesuatu, maka sampaikan walau pahit. insyaALlah lain waktu saya akan berkunjung balik.