Umur tak pernah kenal kompromi, usia tak meminta ijin untuk berhenti. Bahkan jantung di dada ini pun tak kuasa aku mengaturnya, apalah nanti yang akan kutinggalkan bagi mereka. Blog ini telah menampung lebih dari 300 tulisan yang pernah kutuliskan sejak kusadari bahwa aku harus menulis untuk generasiku. Selain itu entah apa yang kutinggalkan bagi mereka.
Yang pertama terfikirkan barangkali way of life. Keluargaku tahu bapaknya sosok yang bagaimana, anak-anakku faham bahwa dibawah rumahku ada 2 nilai moral yang harus dijunjung tinggi. Pertama adalah kejujuran, akar dari keberhasilan menjalin hubungan interaksi dengan sesama manusia adalah kejujuran. Dari berbagai sumber kehidupan saripati-saripati itu kukumpulkan dan akhirnya kudapatkan bahwa kejujuran adalah nilai moral yang mendasari apakah seseorang itu dikatakan baik atau tidak. Maka pembohong dan kemunafikan sudah pasti tidak akan diterima dalam rumah ini.
Kedua adalah tanggung jawab, dalam islam dikenal istilah tamyiz dalam hal pembagian usia seseorang dalam kemampuannya beribadah. Tamyiz adalah batas antara apakah seseorang itu memahami apa yang diperbuatnya dan tidak. Batas kesadaran diri, batas pengendalian diri. Seseorang yang tak mampu menyadari tindakannya maka dia bisa dikatakan belum tamyiz. Anak-anak yang dengan tanpa memahami mudhorotnya melangkahi jamaah dewasa yang sedang shalat di masjid adalah dikaakan belum tamyiz. Allah memaafkan perihal apapun yang dilakukan seseorang yang belum tamyiz, belum memahami kesadarannya, belum bisa membedakan mana baik mana buruk. Belum bisa menimbang mana mudhorot mana manfaat.
Tanggung jawab adalah seseorang yang telah melewati batas tamyiz tersebut. Seseorang yang memahami tanggung jawabnya adalah telah memahami mana baik mana buruk, memahami mana mudhorot mana manfaat. Yang lebih penting adalah seseorang yang bertanggung jawab memiliki kemampuan menerima apapun yang dihasilkan dari keputusannya, baik mudhorot ataupun manfaatnya.
Kedua nilai moral itu menjadi pilar yang menopang rumah bapak mereka, dan mereka harus menjaganya hingga akhir hayat. Entah apalagi yang begitu berharga yang bisa kutingggalkan bagi mereka. Yang pasti kedua pilar moral itu tak akan berjalan tanpa pembiasaan iman. Iman bagiku bukanlah hal yang mudah ditanamkan kepada anak-anak. Iman adalah tindakan yag dibiasakan sehingga pada suatu saat ketika dada mereka tidak didapati iman, mereka akan merasa kehilangan sesuatu. Karena iman adalah perkara pembiasaan.
Kejujuran dan tanggungjawab penting di dalam kehidupan..
BalasHapusur absolutly right mizz aiza....
Hapussetelah memiliki anak, saya juga memikirkan hal yang sama, :)
BalasHapusKarena iman adalah perkara pembiasaan ^^ suka
BalasHapusBisa menjadi pelajaran yang berharga kelak...
BalasHapus@Esti Sulistyawan kita dibarisan yangs ama sepertinya bu
BalasHapus@yoekaa ini hanya hasil dr pemikiran kecil saya saja...
BalasHapus@Yuni Astutik saya juga sedang belajar
BalasHapus