
Saat pertama melihatnya, “bukan….. itu bukan melati yang kucari”, mungkin itu kalimat pertama yang terbayang dalam benakku. Maka lebih baik kubatalkan saja khitbah ini. Tapi keinginanku untuk menggenapkan setengah dien sudah bulat. Maka kuberanikan hati ini tuk mengucapkan kalimat itu, dan diamnya adalah persetujuannya.
Tiba-tiba malam itu bidadari ini mengucapkan, kalimat pertamanya , “Eh…..kita udah jadian lho….”kalimat itu teputus di tenggorokan, entah apa yang membuat kalimat itu serasa kurang lengkap dari seharusnya, kami saling terdiam, mungkin panggilan yang belum kami sepakati untuk malam itu.
Tak terlalu muluk cita kita ketika memulai pernikahan ini. Kita hanya ingin kesucian diri dan agama kita terjaga dengan sempurna. Itulahkesederhanaan niat yang kita ikrarkan karena yang sederhana memang lebih bertenaga. Tetapi kesederhanaan kita bukan kesederhanaan yang biasa-biasa saja, kita ingin kesederhanaan yang istimewa dan mempesona seperti syair yang dikutip Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid dalam buku beliau, 40 nasehat Rumah tangga.
Sepotong roti yang engkau makan di suatu sudut
Segelas air putih dingin yang engkau minum dari mata air
Kamar bersih tempat engkau menenangkan dirimu
Istri patuh yang membuat engkau puas dengan melihatnya
Anak perempuan kecil yang dikaruniakan dengan kesehatan
Rezeki yang tidak engkau sangka-sangka sumbernya
Allah menetapkanmu menjadi seorang Da`I
Di suatu Masjid terpencil untuk menghilangkan kerusakan
Adalah lebih baik daripada waktu yang engkau habiskan di istana-istana megah
(Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid)
Inilah kesederhanaan. Tetapi selalu harus ada nilai-nilai agung dalam kesederhanaan. Seperti halnya kalimat pertama yang terucap saat khitbah dulu,”bukan….itu bukan melati yang kucari.” Memang dia bukan melati yang memiliki putih yang mengkilap, dia bukan melati yang selalu menebarkan wangi disekelilingnya. Dia adalah pioni ungu yang tegar, saat melati terpatahkan oleh badai, tergugurkan oleh angin, pioni itu mampu meliuk sedatar tanah tuk menaklukkan angin dan badai. Seperti halnya hadits Ummu Salamah tentang kelebihan wanita dunia ketimbang bidadari surga, maka pasti akan memilih wanita dunia. Karena kelebihan wanita dunia dibanding bidadari sebagaimana kelebihan apa yang tampak dari apa yang tak terlihat.
…..Aku bertanya, “Ya Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari yang bermata jeli?”
Beliau menjawab, “Wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidadari seperti kelebihan apa yang nampak dari apa yang tidak terlihat.”
Aku bertanya, “Mengapa wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari?”
Beliau menjawab, “Karena shalat mereka, puasa mereka dan ibadah mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya diwajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutera, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, pehiasannya kekuningan, sanggulnya mutiara, dan sisirnya terbuat dari emas.. Mereka berkata,”Kami hidup abadi dan tidak mati. Kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali. Kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali. Kami ridho dan tak pernah bersungut-sungut sama sekali. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya.”… (HR. Ath Thabrani)
3 hari dari sekarang bidadari duniaku ini akan merayakan tahun ke 24 tangkai umurnya. Tangkai yang selalu berguguran seiring rotasi bumi, bersama gemintang selalu mengitari pusat aktivitasku. Bidadariku tanpa terasa sudah 5 tahun engkau membersamaiku, mengajarkan arti kesabaran, keindahan, kejujuran dan yang paling penting engkau mengajarkan kepadaku bagaimana menjadi seorang qawwam bagi keluarga ini.
Mungkin aku terlalu kaku tuk berucap didepanmu namuns etidaknya puisi ini akan mewakili rasa syukurku.
Wahai istriku…..
Kala itu kau berikrar tuk bersedia mendampingiku
Bukan hanya seumur hidupku
Tapi sepanjang hayatmu
Saat itu pula kututup pintu hatiku
Dan kuserahkan kuncinya kepadamu
Wahai istriku….
Lihatlah bentangan ombak yang siap menerjang !
Yakinkah kau sanggup menemaniku disaat ombak itu datang?
Siapkah kau ketika badai mengguncang kapal kita?
Hingga hanya meninggalkan puing-puing
Hingga hanya layar koyak yang kita punya
Hingga hanya balutan kain bekas luka yang akan kita kenakan?
Masihkah kau akan ada disisiku?
Ketika kakiku sudah lumpuh
Ketika tanganku tak sanggup lagi menggenggam
Ketika badanku hanya bagai seonggok kayu lapuk
Wahai istriku….
Di tahun keempat kau dampingi hidupku
Setiap hari kau ada saat ku butuh
Kau hadiahi aku dua orang generasi lucu
Kau bangunkan aku saat lalai dan lupa
Kau rias tubuhku dengan wewangian surga
Tapi tak sedikitpun kudengar keluhan dari mulut kecilmu
Wahai istriku…
Sudah penuh hatiku oleh pupuk cintamu
Sudah mekar bunga-bunga kasih sayang itu kini
Namun sedikit yang baru kukado untuk hati dan senyummu
Hanya seberkas tatapan mesra yang tersisa untukmu
Wahai istriku…
Kutahu semua yang kau berikan untukku ikhlas
Namun ikhlas pun ada harganya untuk sebuah pengabdian
Kuingat ucapanmu kala itu
“hati wanita itu bagai berlian, sekali berlian itu pecah
Tak akan bisa disambung kembali, maka jagalah keutuhan berlian ini”
Itukah harga pengabdianmu ?
Wahai istriku…
Ada pepatah bilang ‘surga ada dibawah telapak kaki ibu’
Kini yakinlah akan kuhadirkan surga bagi seluruh jiwa ragamu
Karena putri cantikku kuingin seindah dirimu
Kan kudidik putrimu dengan contoh darimu
Wahai istriku….
Sosokku belum sesempurna harapanmu
Namun kau berusaha menjadi sosok sesempurna mungkin dihadapanku
Akhlakku pun belum sesuai seperti yang kau minta
Tapi patuhmu tak pernah kuragukan terhadapku
Wahai istriku….
Syair ini kubuat hanya untukmu
Tersusun dari lemahnya hati ini didepanmu
Kusingkap tabir yang mengunci mulutku didepanmu
Sehingga hanya mampu kutuangkan dalam tulisan
Wahai istriku….
Betapa beruntungnya aku hidup didunia ini
Bila Allah tak memberiku harta, cukuplah kau sebagai perhiasan hidupku
Maka tak kan kusesali hidup yang diciptakan Allah hanya sekali untukku
Karena kau…karena kau keindahan mata dan hatiku….
Syukurku atasMU berlipat karena karunia ini Ya Allah
Maka dampingkanlah kami disurgaMU kelak…..amiin
Maka bidadari dunia, ijinkan aku mencintaimu dengan sederhana !
mak nyezzzzzz... aku yakin istrimu dah kelipukkan dengan racikan kata2mu mas... dahsyat
BalasHapusselamat semoga tetap awet,
BalasHapusdan salam buat semuwa...
Baru kali ini menemukan kalimat,nyanyian, pujaan thd seorang istri yg begitu indahnya !
BalasHapushehe, jadi pingin cepet2 nih ...
BalasHapusSalam kenal mas ...
wah subhanalloh sebuah gambaran cinta yang padat makna...btw silahkan mas award dari zie diambil ya untuk cerita cinta yang menyentuh hati ini
BalasHapusDuhai indah nian bila mabuk asmara berpayung syariat....
BalasHapuskok fotonya bukan foto mas icang ma istrinya sendiri?hehe...
BalasHapusoya om, ayik kopas syairnya ya coz baguuuuus, sapa tau ntar ayik dapet inspirasi kata2nya trus bisa buatin untuk sang istri tercinta?hehe..
makasih ya om...
salam kenal masicang :)
BalasHapuskalimat yg sederhana, tapi maknanya dalem... :)
BalasHapus@ senoaji : kalau tiap hari ya bosen juga ngerayunya cuman pake kata-kata mas.
BalasHapus@suryaden : amiin
@ srex aswinto : semoga bisa biasa mas. memang kondisinya lagi kasmaran....
@ jonk : cepet ngapain nih?
@riema ziezie : makasih mbak rima, saya banyak belajar dari anda
@tengku puteh : mas abu keindahan itu kita yang menciptakan
@ayik : ntar kalau foto saya dan istri dipajang dikira norak. dah kebanyakan foto..hehe
@aia : salam kenal juga...
@ke2nai : saya bisanya baru kalimat sederhana, belum bisa yang sebagus punya anda
Semoga bahagia menyertai anda dan keluarga selamanya.
BalasHapusBarokalloh, semoga berkah dari Yang Di Atas, selalu melingkupi keluarganya. Amiiin
BalasHapusAduuuuhhh....mesranya....pasti habis posting-in artikel ini..service sang istri makin komplit...xixixi,aww....
BalasHapussemoga ttp langgeng dengan postingan diblog heee
BalasHapuscontoh suami yg baik,
BalasHapusmudah2an bukan hanya sekedar di blog.
hehehe...
Hemmm .. menggenapkan agama , menyempurnakan ibadah, menegakkan syariat... salah satu ciri umat Rasulullah... doa saya mas "Semoga Mawahdah wa rahmah"
BalasHapusamazing
BalasHapusluar biasa mas
top abis
wah,mas...
BalasHapussaya bukan istri anda,hehehe...
istri anda ngeblog juga gak?
sebuah puisi yang sarat makna dan nilai yang berharga
BalasHapuskehalusan budi terpancar disetiap kata
sungguh, ini bukanlah hal yang sederhana
slm dari planet natuna
@aisha : amiin
BalasHapus@nunik ahmad : sekali lagi amiin. semakin banyak doa semkain saya bahagia
@moerti : hahaa.. rahasia dapur. tapi tanpa puisi ini service tetep memuaskan kok..sumpah dah..
@dillah : amiin lagi
@stainly : didunia nyata? saya masih harus banyak belajar mas.
@pingin ngeblog : amiin. banyak banget amiin ya di postingan ini?
@zenteguh : matur nuwun.
@Muhammad qori : hehee....bukan ya..walah salah orang nih. ngga mas. sibuk ma sikecil kayaknya..
@knpinatuna: terimakasih pak. salam balik
Wahai istriku...Eh, salah! Wahai istrinya Mas Icang, selamat dan semoga barokah...
BalasHapuspernah baca puisinya Sapardi Djoko Damono yang judulnya "Aku ingin" ??
BalasHapusAku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
(mirip ya sama postingannya... )
@partelon : amiin.
BalasHapus@elsa : puisi itulah inspirasi nulisnya mbak. tahu aja hehehe..