Gundul Group


Semilir angin masuk melaui celah celah rambut yang kini sudah berukuran sekitar setengah centimeter, rasanya kayak habis keramas pakai shampoo mentol. Pertama kali dalam seumur hidupku memotong rambut sependek ini. Aku pun masih shock tiap kali melewati cermin di kamar tidur, seperti melihat orang lain.Istri jadi hoby ngelus rambut pendek ini.

Yang menjadi lebih lucunya jagoanku yang baru berumur 4 tahun minta digundul juga, jadilah kami tim gundul. Tiap berjalan di gang para tetangga jadi tersenyum dan tak lupa menyapa kami,”gundul 1, gundul 2 mau kemana?” hal ini membuat kami tersenyum dan kadang tergelak tawa, susasan semakin meriah melihat tingkah kami. Aku pun tak habis piker kenapa siang tadi tiba-tiba terpikir ingin menggunduli rambut kami. Dan tanpa pikir panjang kudatangi tukang cukur rambut terdekat dan langsung minta dicukur gundul. Bahkan istri yang kuantar ke pasar tak tahu rencana ini.
Satu hal yang ingin kutuliskan dari pengalamanku ini bukanlah masalah menggunduli kepalaku, namun ada hal yang lebih menarik ketika ku memasuki barber shop tadi. Tukang cukurnya membuatku bergidik, gimana enggak ketika pertama kali masuk ke barber shop tersebut aku disambut kasir yang ramah, berjilbab rapi, dan cantik dibalut kosmetik yang sedikit ketebalan. Namun setelah ku dipersilahkan duduk dikursi yang biasa buat nyukur, seorang berpawakan tinggi besar keluar dengan rambut model Mohawk, jambang dan kumis yang rapi namun terkesan sangar, warna kulit terang dan tattoo yang membalut seluruh lengannya. Yup tattoo permanen dengan warna menarik dan gambar yang juga terkesan seperti macho.

Mengerikan, itu hal pertama yang masuk kedalam kepalaku. Kali ini aku tak akan lolos yang nyukur seorang yakuza. Hal luar biasa yang kemudian terjadi adalah si’yakuza’ mempersilahkanku relax, berbicara dengan sopan bahkan mendekati lembut. Menanyakan model apa yang kuinginkan dan menanyakan mau di cream bath sekalian atau tidak? Aku terperangah dan ingat pepatah ini “Don’t judge a book by it’s cover” dan memang itu yang terjadi dengan perawakan ‘yakuza’ namun berattitude seorang diplomat atau salles advance.

Pengalaman yang mengerikan sekaligus mengasyikkan atdi ditutup dengan ucapan terimakasih yang terlihat tulus dan senyum mengembang dari bibir si ‘yakuza’ bahkan sempat hendak kuselipkan ‘extra fee’ khusus untuk si ‘yakuza’ seandianya si teller cantik tadi tidak melarangku melakukannya,  Karena keramah tamahannya melayani pelanggan.

Namuan karena perawakan itulah jagoanku tidak mau dicukur oleh si ‘yakuza’ itu hingga aku harus beralih ke barber shop yang lain agar jagoanku mau dipotong juga rambutnya… heheheh nice weekend with my boy….

Catatan : tak berani aku ambil fotonya…hehehhe

9 komentar:

  1. hihi, bapak dan anak kompak sekali xD~~

    BalasHapus
  2. Padahal aku pengen banget lihat foto si Yakuza itu Mas.. :p

    Mana fotonya si Gundul1 dan Gundul2? Ayo... aku penasaran nih hehehe

    BalasHapus
  3. Paling enak memang kalo rambut plontos gitu..
    Ngirit sampo jg..hehe

    BalasHapus
  4. @clara c: iya donk....cuman warna kulit aja yg ngga kompak.. hehehe

    @bu ria : hehehe... mending jangan deh bu, takutnya suami cemburu.. ganteng pisan euy.. heheheh

    @herry : iyah mas.. baru sadar.. hehehehhehe.. semriwing

    BalasHapus
  5. hihihi lucu sama2 gundul
    enteng ya mas kalo kepala gundul :P

    BalasHapus
  6. he he .. sama mas ...anak saya dua orang juga sering saya botakin seperti itu, kalau di medan istilahnya pangkas setengah sisir. kebetulan saya punya ketam listrik sendiri. jadi kalau saya mau pangkas, sekalian anak2, cuma yang besar agak susah diajak ikutan. yg besar sering manggil saya abi botak, saya sendiri manggil dia si botak besar, yg kecil saya panggil botak kecil.

    BalasHapus
  7. Sepertinya adem sangat ya mas :D

    BalasHapus

Jangan sungkan menuliskan segala sesuatu, maka sampaikan walau pahit. insyaALlah lain waktu saya akan berkunjung balik.