Toilet mungkin bagi banyak orang bukanlah ruangan utama
namun keberadaannya wajib ada baik didalam rumah atau gedung gedung
perkantoran, bahkan tempat ibadah pu harus ada. Kecil jarang dilirik namun
keberadaannya sangat perlu. Kalau tidak dalam keadaan terpaksa orang tak akan
bersedia mendekati ruangan ini.
Toilet bagi istri semata wayangku adalah patokan, setiap
mendatangi rumah seseorang dia ingin selalu melihat toiletnya terlebih dahulu.
Alasannya simple “bab kalau toiletnya bersih dan wangi berarti pemiliknya tidak
jorok” masuk akal juga, karena setiap orang tak pernah tahu proses yang terjadi
didalam rumah itu, maka cukup dicek bagian terakhir atau ruang pembuangannya
saja sudah sangat mewakili pola hidup bersih yang ada di dalam rumah itu.
Itu kalau toilet pribadi, lah bagaimana membaca antologi
toilet yang digunakan oleh banyak orang? Pokoknya kalau toilet yang digunakan
banyak orang baik yang bertuliskan “kencing Rp.1.000, Berak Rp. 2.000, mandi
Rp. 500” ataupun yang tanpa tulisan tapi ada Cleanig service yangs elalu stand
by disana. Toilet umum teta[lah toilet umum. Tidak akan pernah menjadi patokan
kehygienisan penghuninya.
Namun di toilet umumlah saya belajar banyak hal, mulai dari
keikhlasan sampai pada kejujuran. Di ruangan sempit yang mungkin hanya kecoak
yang bersedia menempatinya ini pelajaran ikhlas itu ditancapkan dan sekaligus
diaplikasikan. Bagaimana ga ikhlas, diruang sempit ini setiap apapun yang ada
didalam tubuhku diambil oleh nya tanpa pernah kuminta lagi, bahkan tanpa pernah
kumerasa kehilangan. Perasaan lega dan ikhlas itu seperti adik kakak. Seperti
itulah ikhlas, dan seperti itulah lega atau plong atau nothing to loose atau
apalah namanya. Kalau sameyan ikut program pasca bayar salah satu provider Hand
phone hanya digunakan buat telpon dan sms tanp paket data tapi kemudian ditagih
melebihi yangs eharusnya dan anda harus tetap bayar, nah itu namanya ga ikhlas.
Tetap bayar tapi ga’ plong.
Di toilet lah sameyan kudu lebih lama jongkok, merenungi
makna ikhlas sambil membiarkan si toilet menyedot beberapa bagian ‘ganjelan’
anda. Setelah itu mari duduk bersama ngopi bersama diberanda rumah saya dan
bercerita tentang 2 orang pegawai kantor yang tukang menggaji PNS di seluruh
Indonesia yang divonis secara zalim karena menjalankan perintah bosnya dan
menjalani tugasnya sesuai SOP, mari bercerita tentang makna keihklasan.
*bersambung……
kadang di toilet saya dapat inspirasi mas
BalasHapuswaduh.... itu bahasna untuk tulisan PART III je.. heheheheh
BalasHapusSaya malah suka baca buku atau majalah, nongkrong disana ... :-D
BalasHapusSalam kenal